Misteri kematian penulis buku harian Anne Frank di kamp konsentrasi Nazi menemui titik terang. Namun, misteri itu dinilai masih belum sepenuhnya terungkap.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
Anne Frank, gadis Yahudi yang terkenal karena tulisannya di buku harian selama bersembunyi dari kejaran Nazi beberapa dekade silam, akhirnya tertangkap. Ia meninggal di Kamp Konsentrasi Bergen-Belsen pada 1945. Diduga ada pihak yang membocorkan lokasi persembunyian Anne dan keluarga kala itu. Investigasi untuk mencari sang pelapor menemui titik terang.
Setelah 77 tahun kematian Anne, tim investigasi menyatakan bahwa Arnold van den Bergh sebagai sosok yang diduga kuat melaporkan tempat persembunyian Anne dan keluarga kepada pihak Nazi. Van den Bergh tak lain notaris Yahudi. Ia diduga melapor demi menyelamatkan keluarganya dari deportasi dan pembunuhan di kamp konsentrasi.
Dugaan itu berdasarkan investigasi terhadap sejumlah terduga pelaku. Tim investigasi juga menyusun sejumlah skenario yang mungkin terjadi dalam kasus Anne. Namun, nama Van den Bergh muncul setelah penyelidikan terhadap catatan yang diterima ayah Anne, Otto Frank.
Investigasi ini merupakan upaya menjelaskan kengerian yang dirasakan publik pada masa kependudukan Nazi di masa lampau.
Catatan itu dikirim oleh anonim kepada Otto setelah perang. Pada catatan disebutkan bahwa Van den Bergh telah membocorkan lokasi persembunyian keluarga Frank. Catatan tersebut diabaikan saat diselidiki polisi Amsterdam selama ini. Tim investigasi lantas menganalisis catatan itu dan menghubungkannya dengan arsip-arsip di dunia dengan kecerdasan buatan atau AI.
Keluarga Van den Bergh diketahui berhasil lolos dari kamp konsentrasi tak lama saat keluarga Frank ditangkap. Hal ini jadi salah satu dugaan kuat keterlibatan Van den Bergh. Adapun Van den Bergh meninggal dunia pada 1950 karena kanker.
”Kami menginvestigasi lebih dari 30 suspek di 20 skenario berbeda. Ada satu skenario yang, menurut kami, paling mungkin di antara semua skenario. Namun, kami tidak yakin 100 persen,” ucap Thijs Bayens, pembuat film yang memiliki ide untuk menggarap kembali kasus Anne, Senin (17/1/2022).
Temuan kasus Anne Frank dihimpun dalam buku berjudul The Betrayal of Anne Frank. Buku ini ditulis oleh penulis Kanada, Rosemary Sullivan. Adapun investigasi dipimpin oleh pensiunan detektif FBI, Vince Pankoke.
Belum terpecahkan
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Anne Frank House Ronald Leopold menyebut bahwa temuan itu sebagai teori yang menarik. Namun, misteri kasus Anne Frank dinilai masih belum terpecahkan. Misteri mengenai siapa pengirim catatan ke Otto dan alasannya pun perlu diselidiki.
”Saya pikir masih banyak bagian puzzle yang hilang. Bagian-bagian itu perlu diinvestigasi lebih lanjut agar kita bisa menilai teori baru ini,” ucap Leopold.
Bayens menambahkan, investigasi ini merupakan upaya menjelaskan kengerian yang dirasakan publik pada masa kependudukan Nazi di masa lampau. Hal ini membuat orang-orang putus asa. Akibatnya, orang-orang saling menyerang agar dapat selamat.
”Bagaimana fasisme membawa orang ke titik putus asa untuk saling mengkhianati yang merupakan situasi yang sangat buruk?” ucap Bayens. ”Kami mencari pelaku dan malah menemukan korban,” ujarnya.
Anne Frank yang lahir pada 12 Juni 1929 merupakan anak kedua, bungsu dari dua bersaudara. Ia dan keluarganya semula tinggal di Frankfurt, Jerman. Pada 1933, mereka sekeluarga pindah ke Belanda untuk menjauhi gerakan anti-Yahudi.
Keamanan mereka rupanya tidak terjamin di Belanda. Bersama satu keluarga lain, keluarga Anne Frank bersembunyi dari kejaran polisi Nazi di gudang belakang sebuah gedung di Amsterdam, Belanda. Mereka bersembunyi selama dua tahun, yaitu pada 1942-1944.
Pada 1944, lokasi persembunyian mereka diketahui pihak Nazi. Anne bersama kakak perempuannya, Margot, dibawa ke kamp konsentrasi, kemudian meninggal pada usia yang belum genap 16 tahun.
Anne menulis buku harian selama masa persembunyian. Buku itu ia namai Kitty. Kitty luput dari penggeledahan dan perampokan liar. Setelah ditemukan, teman-teman Anne berupaya untuk menerbitkan buku harian itu menjadi buku (Kompas, 28/6/1972).
Buku itu meledak di masyarakat. Buku tersebut pun diterjemahkan ke berbagai bahasa dan telah dibaca oleh banyak orang. Hal itu mengantarkan nama Anne Frank sebagai salah satu penulis termasyhur. (AFP/AP)