Kasus Harian Melonjak, Alarm Perlindungan Kelompok Rentan
Kasus harian Covid-19 di Indonesia terus meningkat sejak awal Januari 2022. Hal ini menjadi peringatan untuk waspada di tengah merebaknya varian Omicron yang lebih menular.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·4 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Indonesia bertambah 2.116 kasus, Kamis (20/1/2022). Penambahan kasus harian itu menjadi yang tertinggi dalam 3,5 bulan terakhir. Kondisi ini menjadi alarm untuk melindungi kelompok rentan, seperti warga yang belum divaksin dan lanjut usia.
Kasus harian Covid-19 terus meningkat sejak awal Januari 2022. Dari 274 kasus pada 1 Januari menjadi 2.116 kasus, Kamis. Terakhir kali penambahan kasus baru di atas 2.000 kasus terjadi pada 28 September 2021.
Puncak kasus Covid-19 varian Omicron diprediksi terjadi pada akhir Februari hingga Maret 2022. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (20/1/2022), mengatakan, potensi lonjakan kasus itu harus disikapi dengan bijak sekaligus menjadi pengingat untuk selalu waspada.
”Akan tetapi, kita harus optimistis bisa mencegah lonjakan kasus itu. Prediksi (puncak kasus) dapat diubah dengan usaha sungguh-sungguh dalam menjalankan protokol kesehatan,” katanya.
Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan mengatakan, peningkatan kasus baru itu menjadi peringatan untuk melindungi kelompok rentan dari penularan Covid-19. ”Terutama lansia dengan komorbid dan warga yang belum divaksin,” ujarnya.
Kasus harian terbanyak berasal dari DKI Jakarta dengan 1.155 kasus, Jawa Barat 401 kasus, Banten 276 kasus, Jawa Timur 89 kasus, dan Bali 43 kasus. Total kasus terkonfirmasi Covid-19 berjumlah 4,27 juta kasus dengan 12.328 kasus aktif.
Di Kota Bandung, Jabar, enam pasien Covid-19 varian Omicron terdeteksi. Dari hasil tes itu, 80 kontak erat jadi sasaran pelacakan. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara, enam kasus ini transmisi lokal.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga Kamis pukul 18.00, dari target vaksinasi lansia sekitar 21,55 juta jiwa, cakupannya masih 70,64 persen untuk dosis pertama dan 45,9 persen dosis kedua. Artinya, terdapat 6,32 juta warga lansia belum disuntik vaksin dosis pertama dan 11,66 juta jiwa belum mendapatkan dosis kedua.
Menurut Ede, langkah pencegahan mesti diperkuat untuk memproteksi kelompok rentan tersebut. Apalagi, saat ini varian Omicron yang lebih menular sedang merebak. Sejak kasus pertamanya diumumkan pada 16 Desember 2021, kasus varian ini terus bertambah menjadi 817 kasus.
”Tingkatkan tes dan deteksinya. Penambahan kasus (harian) ini perlu direspons dengan antisipasi dan penanganan yang lebih siap,” ujarnya.
Salah satunya kesiapan rumah sakit mendukung perawatan pasien bergejala berat. Selain itu, pemerintah perlu menjamin ketersediaan obat dan oksigen untuk mengoptimalkan penyembuhan pasien.
Ede pun menyayangkan adanya 1,12 juta dosis vaksin yang kedaluwarsa. Sekitar 98 persen atau 1,1 juta dosis merupakan vaksin donasi dari negara maju.
Menurut dia, sistem perencanaan dan distribusi vaksin harus diperbaiki agar kejadian serupa tidak berulang. Dalam penggunaan vaksin, misalnya, dapat mendahulukan vaksin yang masa kedaluwarsanya lebih pendek.
”Kalau persiapannya matang sejak awal, tidak ada istilah kedaluwarsa. Sisa waktu (kedaluwarsa) 30 hari tidak jadi soal karena masih banyak warga yang belum divaksin,” ujarnya.
Secara keseluruhan, target vaksinasi di Indonesia mencapai 208,26 juta jiwa. Hingga Kamis sore, cakupannya mencapai 86,14 persen untuk dosis pertama dan 58,88 persen untuk dosis kedua. Terdapat tiga provinsi dengan vaksinasi dosis pertama di bawah 70 persen, yaitu Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam siaran pers menyatakan, vaksinasi Covid-19 pada anak perlu melibatkan pihak swasta. Salah satunya, Sentra Vaksin Generasi Maju untuk vaksinasi bagi anak dan vaksin penguat di Mal Neo Soho, Jakarta, pada 20-24 Januari 2022. Kegiatan itu merupakan kerja sama Danone Indonesia dengan PT Indomarco Prismatama (Indomaret) dan menargetkan 2.500 anak serta 2.500 peserta vaksin penguat.
Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Sri Wahyuningsih menyampaikan, vaksinasi Covid-19 di masa pandemi meningkatkan kekebalan tubuh anak-anak. Itu sekaligus mendukung keamanan dan keselamatan anak dalam pembelajaran tatap muka di sekolah.
Government and External Scientific Affairs Director Danone Indonesia Rachmat Hidayatmengatakan, sentra vaksinasi itu merupakan dukungan untuk memulihkan kesehatan di Indonesia. ”Diharapkan anak-anak dapat tumbuh sehat serta memiliki akses terhadap pendidikan yang dapat mendukung proses pemulihan pandemi serta kemajuan bangsa,” ujarnya.
Sementara itu, kasus Covid-19 ditemukan pada siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 dan Kelompok Bermain Restu Kota Malang. Untuk mencegah penyebaran penyakit itu, pembelajaran tatap muka di dua sekolah tersebut dihentikan sementara. Kamis (20/1/2022), Dinas Kesehatan Malang melakukan tes usap antigen terhadap 70-an siswa, guru, petugas kebersihan, dan petugas keamanan di lingkungan dua sekolah itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif sudah melacak kontak erat pasien. ”Pembelajaran tatap muka sementara waktu dihentikan. Siswa kembali mengikuti pembelajaran secara daring,” ujarnya. (DIA/RTG)