Memoles Ulang Gang Gloria di Kota Tua
Rangka tiang baja di depan Gang Gloria, Kelurahan Glodok, Jakarta Barat, membuka lembaran lama upaya revitalisasi kawasan pecinan Glodok hingga Kota Tua Jakarta.
Rangka tiang baja berdiri di depan Gang Gloria, Kelurahan Glodok, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat. Tiang yang berdiri sejak pekan kedua Januari itu menandai awal dari revitalisasi salah satu pusat jajanan khas di Ibu Kota itu.

Pekerja membangun tiang di bagian muka Gang Gloria di Kelurahan Glodok, Jakarta Barat, yang tengah direvitalisasi, Selasa (18/1/2022).
Gang Gloria berbatasan dengan Jalan Pancoran di sisi selatan serta Jalan Pintu Besar Selatan I dan Jalan Pintu Besar Selatan II di sisi utara. Letaknya menyempil di antara Pantjoran Tea House, Glodok Chinatown Market, dan Pancoran Chinatown Point.
Di situ terdapat deretan toko dan kedai legendaris, seperti Toko Kawi, Pangkas Rambut Ko Tang, Bakmi Amoy, Soto Betawi Nyonya Afung, dan Kedai Kopi Es Tak Kie.
Juga lapak pedagang kaki lima beratap plastik atau tripleks yang menjajakan siomai babi, nasi campur, buah-buahan, kopi, dan mi instan.

Suasana di Gang Gloria, Kelurahan Glodok, Jakarta Barat, Selasa (18/1/2022). Hujan menimbulkan genangan setinggi 5 sentimeter. Bahkan, ada potensi terjadi banjir karena limpasan air dari jalanan yang lebih tinggi dan got yang tersumbat.
Kemasyhurannya luruh tatkala hujan deras mengguyur pada Selasa (18/1/2022) siang. Sejumlah pedagang harus memakai jas hujan dan sepatu bot untuk melindungi diri dari terpaan hujan.
Seketika gang selebar 4 meter dengan panjang 100 meter itu menjadi tempat aliran air dari jalanan di sekitarnya yang lebih tinggi. Kondisi kian buruk karena got di sisi jalan sering penuh timbunan sampah.
”Bisa sampai banjir, airnya masuk ke toko rendam barang-barang. Kami akhirnya tinggikan fondasi toko pada awal 2000-an,” ujar Moelati (55), pemilik Toko Kawi.

Pengunjung berbelanja di Toko Kawi yang terletak di ujung Gang Gloria, Kelurahan Glodok, Jakarta Barat, Selasa (18/1/2022). Toko ini tersohor dengan daging asap, sosis, abon, dendeng, dan bumbu dapur dari China.
Situasi tersebut mendorong Kecamatan Tamansari bekerja sama dengan PT Sinar Sosro, produsen minuman ringan, untuk merevitalisasi Gang Gloria yang dihuni 38 pedagang kaki lima, di luar toko permanen.
Revitalisasi menggunakan dana tanggung jawab sosial perusahaan untuk menghindari pemakaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
”Kami rencanakan untuk revitalisasi dengan mempertimbangkan aspek historis yang keberadaannya sudah lama, tetapi kondisinya memprihatinkan,” ucap Camat Tamansari Agus Sulaeman ketika dihubungi, Rabu (19/1/2022).

Bagian muka Gang Gloria di Kelurahan Glodok, Jakarta Barat, yang tengah direvitalisasi, Selasa (18/1/2022).
Revitalisasi berbarengan dengan proyek MRT di Jalan Pintu Besar Selatan. Otomatis penataan mencakup kawasan di sekitarnya, termasuk dengan membuka akses jalan di samping Gang Gloria.
Revitalisasi awalnya direncanakan tanggal 15 Januari lalu. Namun, pedagang meminta konstruksi ditunda sampai selesainya perayaan Imlek.
”Pedagang bilang hari-hari paling ramai itu pas persiapan Imlek. Jadi, kami tunda sampai Imlek selesai. Sekarang kami baru mulai bikin gapura yang diperkirakan selesai dua minggu. Setelah itu baru bergerak ke penataan PKL,” tuturnya.

Soto Betawi Afung, salah satu kuliner tersohor di Gang Gloria, Kelurahan Glodok, Jakarta Barat, Selasa (18/1/2022).
Revitalisasi diperkirakan selesai dalam waktu satu hingga dua bulan. Sesuai kesepakatan, sponsor akan membangun awning atau kanopi permanen, bangku, meja makan, tempat sampah, dan sarana-prasarana pendukung lain.
”Kami sudah sepakat agar menatanya sebagian-sebagian atau parsial. Misal, lima sampai enam lapak ditata dan mereka enggak dagang dulu. Begitu selesai, mereka baru masuk. Lalu bergeser ke lima pedagang lainnya. Jadi, meminimalkan kerugian,” katanya.
Agus memastikan revitalisasi mempertimbangkan aspek estetika wilayah kawasan pecinan sehingga berdampak positif kepada pedagang.
Penataan Gang Gloria juga menjadi proyek percontohan bagi kawasan wisata pecinan lain di sekitar Tamansari. Menurut rencana, akan segera menyusul penataan di Jalan Mangga Besar Raya yang juga dikenal sebagai pusat kuliner di Jakarta Barat.

Suasana di Gang Gloria, Kelurahan Glodok, Jakarta Barat, Selasa (18/1/2022). Siomai babi, nasi campur, buah-buahan, kopi, dan mi instan dijajakan oleh 38 pedagng kaki lima di tempat ini.
Rencana penataan jalan dalam empat wilayah kelurahan dengan sekitar 250 pedagang itu sudah mendapat dukungan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia.
Kecamatan Tamansari turut menargetkan pecinan Petak Sembilan sebagai sasaran penataan berikutnya. Kondisi kawasan yang dihuni sekitar 180 pedagang itu mirip dengan Gang Gloria saat ini.
Bersolek
Sepelemparan batu dari Gang Gloria, revitalisasi pernah menjamah bangunan bersejarah yang kini menjadi restoran Pantjoran Tea House. Restoran yang berada di sudut Jalan Pintu Besar Selatan dan Jalan Pancoran tersebut menjadi salah satu tengara (landmark) pecinan Glodok dan kawasan Kota Tua Jakarta. Bangunan dua lantai itu selesai ditata ulang oleh Jakarta Old Town Revitalization Corporation bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2015. Sebelumnya, bangunan itu lama terbengkalai sejak terakhir digunakan sebagai Apotek Chung Hwa.

Pantjoran Tea House. Restoran yang berada di sudut Jalan Pintu Besar Selatan dan Jalan Pancoran ini menjadi salah satu landmark pecinan Glodok dan kawasan Kota Tua Jakarta, Selasa (18/1/2022).
Kini restoran menyajikan menu teh dan kuliner oriental dan Mandarin. Sajian teh terinspirasi dari riwayat delapan teko teh yang disediakan gratis oleh Kapten Tiongkok Ganjie bagi warga sekitar. Sosok pemimpin kawasan yang dermawan itu membuat daerah itu disebut Patekoan yang memiliki arti ’delapan teko’.
Teko teh gratis itu pun masih disajikan hingga saat ini di sudut depan restoran tersebut. Upaya merawat sejarah juga ditunjukkan dengan furnitur bergaya apotek dengan rak-rak kecil untuk menyimpan obat. Aksen interior ini bisa dijumpai pengunjung di berbagai sudut. Furnitur dan aksesori bernuansa oriental dari kayu juga dipertahankan.
Selain menjaga histori dengan menjadikan bangunan itu restoran yang layak dikunjungi, keberlanjutan juga dihadirkan dengan cara lain. Salah satunya menyediakan fasilitas parkir sepeda agar memudahkan warga mendatangi tempat itu dengan kendaraan roda dua yang ramah lingkungan.

Pantjoran Tea House. Restoran yang berada di sudut Jalan Pintu Besar Selatan dan Jalan Pancoran ini menjadi salah satu landmark pecinan Glodok dan kawasan Kota Tua Jakarta, Selasa (18/1/2022).
Revitalisasi juga menyentuh kawasan Kota Tua Jakarta, tepatnya di Kali Besar, yang berlangsung sejak 2016. Penataannya terinspirasi dari penataan Sungai Cheonggyecheon di Korea Selatan.
Setelah penataan, wisatawan kian nyaman berjalan kaki mulai dari trotoar di sisi dan atas sungai, serta menikmati suasana Kali Besar dari trotoar apung dengan taman di kedua sisi sungai.
Dari Kali Besar pula tampak deretan bangunan peninggalan Oud Batavia yang telah dipugar. Salah satunya Toko Merah, tempat pelaut dari Eropa menginap ketika menginjakan kaki di Batavia.
Warisan budaya
Upaya revitalisasi Kota Tua sudah mulai dirintis dari kawasan pecinan. Mengacu pengalaman di mancanegara, kawasan Kota Tua tidak saja memiliki fungsi komersial, tetapi juga sebagai tempat hunian.

Toko Merah, salah satu hotel tempat menginap pelaut dari Eropa yang datang ke Batavia, Selasa (18/1/2022).
Itu penting agar terdapat aktivitas sosial sepanjang hari sebagai living heritage. Jenis hunian yang ada merupakan perpaduan yang mewakili sebanyak mungkin kelas sosial (Kompas, 6/3/2006).
Chandrian Attahiyat, arkeolog sekaligus anggota Tim Ahli Cagar Budaya DKI Jakarta, menyebutkan, penataan kawasan Pancoran Glodok hingga Kota Tua Jakarta mendapat catatan dari tim sidang pemugaran dan tim ahli cagar budaya. Perubahan bentuk jangan sampai menghilangkan basis sejarah atau kultur.
Misalnya, usulan untuk tidak menutup kali di tengah kawasan yang menembus Kali Krukut dan keberatan terhadap pemasangan gapura di muka Gang Gloria karena mengganggu, seperti keberadaan gedung pusat perbelanjaan yang jomplang dengan sekitarnya.
”Jadi, pada prinsipnya sambut baik. Cuma basis sejarah atau kultur jangan sampai hilang karena perubahan bentuk,” ujarnya.
Di sisi lain, revitalisasi tidak optimal dalam jangka pendek. Setidaknya butuh waktu lima tahun ke atas.

Kota Tua Jakarta setelah hujan deras pada Selasa (18/1/2022). Kawasan wisata ini ramai pengunjung meskipun tak sebanyak pada hari libur.
Chandrian menuturkan, revitalisasi bukan hanya soal fisik warisan budaya. Lebih jauh lagi, hal itu terkait manajemen atau pengelolaan yang terintegrasi.
”Jadi, pada dasarnya sudah ada progres revitalisasi secara fisik. Namun, secara organisasi dan bisnis belum. Investasi dan insentifnya belum jelas,” ungkapnya.
Salah satu cara menanganinya adalah dengan pembentukan organisasi atau badan usaha pemerintah dan swasta yang mengurus seluruh warisan budaya pecinan Glodok hingga Kota Tua ataupun di tempat lain.

Pemeriksaan Peduli Lindungi sebelum masuk ke Kota Tua Jakarta pada Selasa (18/1/2022). Jumlah pengunjung maksimal 600 orang sesuai yang tertera pada Peduli Lindungi.
Cotohnya, PT Pembangunan Kota Tua Jakarta yang telah memugar lebih dari 10 bangunan dengan skema kerja sama. Dalam prosesnya ada kendala kepemilikan gedung atas nama perorangan dan waktu kontrak yang pendek.
”Maunya tiga sampai lima tahun. Padahal, pugar bangunan tua mahal, kontraknya jangka panjang 20 atau 30 tahun. Investor pikir-pikir kalau kontrak jangka pendek,” tuturnya.
Pesona
Candha Adwitiyo, Co-founder Jakarta Good Guide, penyedia tur wisata jalan kaki, mengatakan, animo warga berkunjungke pecinana Glodok dan Kota Tua tetap tinggi sekalipun di tengah pandemi Covid-19.
Setelah pelonggaran aktivitas warga, minimal ada slot ke dua kawasan itu setiap pekan. Rombongan peserta biasanya terdiri atas 2-3 grup, masing-masing grup beranggotakan 10 orang.
”Selalu jadi sebuah kabar baik adanya revitalisasi. Supaya jadi bagus, jadi nyaman, dan semua tidak meninggalkan budaya, ornamen, dan kegiatan harian yang ada,” ujarnya.
Contohnya, revitalisasi yang membuat Kali Besar jadi bersih, tidak bau, dan ramah pejalan kaki.

Suasana Kali Besar yang telah direvitalisasi di Kota Tua Jakarta, Selasa (18/1/2022).
Selain itu, Candha mengharapkan pembenahan fasilitas untuk pedagang kaki lima dan pengunjung. Misalnya, penataan tenda yang seragam, tersedianya fasilitas parkir yang cukup, dan tegas terhadap peraturan dalam kawasan wisata.
”Pengunjung, pedagang, banyak. Kalau tidak diatur sama saja revitalisasi tidak kelihatan,” pungkasnya.