Magnesium Penting untuk Kekebalan Tubuh, Termasuk Memerangi Kanker
Tingkat magnesium dalam darah merupakan faktor penting bagi sistem kekebalan tubuh untuk mengatasi patogen. Penelitian terbaru menemukan, asupan magnesium yang cukup juga penting untuk melawan kanker.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS–Tingkat magnesium dalam darah merupakan faktor penting bagi sistem kekebalan tubuh untuk mengatasi patogen dan sel kanker. Penelitian terbaru menemukan, sel T di dalam tubuh membutuhkan jumlah magnesium yang cukup agar dapat beroperasi secara efisien.
Hasil penelitian ini dilaporkan para peneliti dari University of Basel dan University Hospital Basel ini di jurnal Cell pada Rabu (19/1). Penelitian dipimpin oleh Christoph Hess, profesor dari Departemen Biomedis di Universitas Basel dan Rumah Sakit Universitas Basel dan Departemen Kedokteran di Universitas Cambridge.
Hess menyebutkan, kekurangan magnesium telah dikaitkan dengan berbagai penyakit, seperti infeksi dan kanker. Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan bahwa pertumbuhan kanker menyebar lebih cepat di tubuh hewan percobaan tikus ketika menerima diet rendah magnesium, dan pertahanan mereka terhadap virus flu juga terganggu.
Namun, sejauh ini hanya ada sedikit penelitian tentang bagaimana tepatnya mineral magnesium ini memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Kajian terbaru yang dilakukan Hess dan tim telah menemukan bahwa sel T dapat menghilangkan sel abnormal atau terinfeksi secara efisien hanya dalam magnesium. Jadi, magnesium penting untuk berfungsinya protein permukaan sel T yang disebut LFA-1.
Adapun Sel LFA-1 bertindak sebagai situs docking, yang memainkan peran kunci dalam aktivasi sel T. "Namun, dalam keadaan tidak aktif, situs dok ini dalam konformasi (penataan ruang tertentu dari atom-atom dalam molekul) bengkok dan dengan demikian tidak dapat secara efisien mengikat sel yang terinfeksi atau abnormal," jelas Hess.
Di sinilah magnesium berperan. Jika magnesium hadir dalam jumlah yang cukup di sekitar sel T, ia mengikat LFA-1 dan memastikan bahwa ia tetap dalam posisi yang diperpanjang dan karena itu menjadi aktif.
Pengobatan kanker
Fakta bahwa magnesium sangat penting untuk fungsi sel T merupakan temuan sangat signifikan untuk imunoterapi kanker. Terapi ini bertujuan untuk memobilisasi sistem kekebalan, khususnya sel T sitotoksik, untuk melawan sel kanker. Dalam model eksperimental, para peneliti mampu menunjukkan bahwa respons imun sel T terhadap sel kanker diperkuat oleh peningkatan konsentrasi magnesium lokal pada tumor.
" Untuk memverifikasi pengamatan ini secara klinis, kami sekarang mencari cara untuk meningkatkan konsentrasi magnesium pada tumor dengan cara yang ditargetkan," kata Hess. Sifat menjanjikan dari strategi ini ditunjukkan oleh analisis lebih lanjut yang dilakukan oleh tim peneliti yang bekerja dengan Hess dan Jonas Lötscher, penulis utama studi tersebut. Menggunakan data dari studi pasien kanker yang diselesaikan sebelumnya, para peneliti dapat menunjukkan bahwa imunoterapi kurang efektif pada pasien dengan kadar magnesium yang tidak mencukupi dalam darah mereka.
Namun, menurut Lötscher, apakah asupan magnesium secara teratur berdampak pada risiko pengembangan kanker adalah pertanyaan yang tak dapat dijawab berdasarkan data yang ada. "Sebagai langkah selanjutnya, kami merencanakan studi prospektif untuk menguji efek klinis magnesium sebagai katalis untuk sistem kekebalan tubuh," tuturnya.
Asupan magnesium
Rekomendasi asupan magnesium dalam Dietary Reference Intakes (DRI) yang dikembangkan oleh Food and Nutrition Board (FNB) di Institute of Medicine of the National Academies AS menyebutkan, kebutuhan magnesium tiap orang berbeda berdasarkan usia dan jenis kelamin.
Untuk memverifikasi pengamatan ini secara klinis, kami sekarang mencari cara untuk meningkatkan konsentrasi magnesium pada tumor dengan cara yang ditargetkan,
Sebagai contoh, untuk anak usia 1-3 tahun, baik lelaki maupun perempuan, kebutuhannya masing-masing 80 miligram (mg). Sementara usia 14-18 tahun untuk lelaki 360 mg dan perempuan 360 mh. Usia 31-50 tahun, lelaki 420 mg dan perempuan 360 mg.
Sementara sumber magnesium pada umumnya terdapat dalam makanan nabati, hewani dan minuman. Sayuran berdaun hijau, seperti bayam, kacang polong, kacang-kacangan, biji-bijian, dan biji-bijian, merupakan sumber yang baik. Secara umum, makanan yang mengandung serat makanan menyediakan magnesium.
Magnesium juga ditambahkan ke beberapa sereal sarapan dan makanan yang diperkaya lainnya. Beberapa jenis pengolahan makanan, seperti pemurnian biji-bijian dengan cara menghilangkan kuman dan dedak yang kaya nutrisi, menurunkan kandungan magnesium secara substansial.