Lebih dari 1 Juta Orang Mendapat Akses Air Minum dan Sanitasi
›
Lebih dari 1 Juta Orang...
Iklan
Lebih dari 1 Juta Orang Mendapat Akses Air Minum dan Sanitasi
Program USAID IUWASH PLUS telah meningkatkan akses air minum dan sanitasi bagi lebih dari 1 juta penduduk perkotaan. Program ini juga meningkatkan investasi penyediaan air minum mencapai 240 juta dollar AS.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Badan untuk Pembangunan Internasional Amerika Serikat atau USAIDakan menyelesaikan program peningkatan akses air minum dan sanitasi bagi masyarakat. Kerja sama yang terjalin selama lima tahun tersebut untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi bagi lebih dari 1 juta penduduk perkotaan di beberapa daerah dengan tingkat kesejahteraan yang rendah.
USAID Indonesia Mission Director JeffCohen mengemukakan, USAID berkomitmen meningkatkan akses air minum dan sanitasi melalui program Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene Penyehatan Lingkungan untuk Semua (IUWASH PLUS), sejak bulan Juni 2016.Program ini berhasil menyediakan akses air minum bagi lebih dari 1,6 juta orang.
”Kemitraan ini juga membantu hampir 1 juta orang mendapat akses sanitasi yang aman. Mereka mendapatkan sambungan baru dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) di 35 kabupaten/kota,
Program ini menyadarkan kita bersama, terutama kementerian/lembaga di tingkat pusat, bahwa aspek pendampingan sangat penting.
Selain menyediakan akses air minum bagi penduduk perkotaan dengan tingkat kesejahteraan yang rendah, program ini juga turut mendorong peningkatan investasi. Investasi yang telah terjalin untuk menyediakan air minum dan sanitasi yang lebih baik melalui program ini mencapai 240 juta dollar AS.
Aspek ekonomi lainnya yang dicapai ialah pengenalan pembiayaan mikro dengan mitra water.org. USAID IUWASH PLUS mendukung pembentukan 120 pengusaha sanitasi yang telah berhasil menjual 5.097 jamban dengan tangki septik kepada masyarakat.
Program ini juga menguatkan kinerja institusi penyedia layanan air minum dan sanitasi melalui penyusunan 111 regulasi. Penguatan lainnya ialah dengan peningkatan kapasitas operator, inisiasi program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT), dan penyusunan 14 dokumen Kajian Kerentanan Mata Air dan Rencana Aksi (KKMA-RA).
Jeff mengatakan, selama lebih dari 15 tahun, USAID telah bermitra dengan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi bagi hampir 7,6 juta orang. USAID akan terus mendukung Pemerintah Indonesia untuk menyediakan layanan air minum dan sanitasi untuk semua orang sekaligus mengurangi risiko perubahan iklim.
Program USAID IUWASH PLUS adalah program berdurasi lima tahun delapan bulan yang dirancang untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan akses air minum dan layanan sanitasi serta perbaikan perilaku higienis bagi masyarakat miskin dan kelompok rentan di perkotaan. USAID IUWASH PLUS bekerja sama dengan instansi pemerintah, pihak swasta, lembaga swadaya masyarakat (LSM), kelompok masyarakat, dan mitra lainnya.
Tujuan utama program ini ialah untuk meningkatan akses kualitas layanan air minum yang layak bagi 1,1 juta penduduk perkotaan. Dari sasaran tersebut, 550.000 di antaranya adalah penduduk dengan 40 persen tingkat kesejahteraan terendah dari total populasi, kelompok rentan, atau provinsi-provinsi di wilayah timur Indonesia. Program ini juga bertujuan menyediakan sanitasi aman bagi 500.000 penduduk perkotaan.
Aspek pengelolaan
Direktur Perumahan dan Permukiman Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Tri Dewi Virgiyanti mengatakan, peningkatan layanan air minum dan sanitasi bukan sekadar penyediaan infrastruktur. Namun, kesuksesan peningkatan layanan ini sangat bergantung pada aspek pengelolaan, seperti kelembagaan, permintaan masyarakat, regulasi, dan pembiayaan.
”Daerah dengan berbagai kapasitasnya tidak akan bisa berjalan tanpa pendampingan. Program ini menyadarkan kita bersama, terutama kementerian/lembaga di tingkat pusat, bahwa aspek pendampingan sangat penting,
Dalam meningkatkan layanan air bersih dan sanitasi aman ini, Dewi menyoroti keterlibatan pemerintah provinsi (pemprov) yang belum cukup kuat. Padahal, keterlibatan pemprov dapat menjadi sumber daya yang cukup besar untuk memanfaatkan proses pendampingan dan penguatan sektor air minum serta sanitasi di kabupaten/kota.
Setelah program tersebut berakhir, Dewi menekankan sejumlah kegiatan yang sudah dicapai selama ini perlu dilanjutkan. Kegiatan itu, antara lain, adalah rencana pengamanan air minum (RPAM), pengembangan layanan bisnis, penguatan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), pembiayaan mikro, dan pola kemitraan dengan masyarakat.