Menjelang Tutup Tahun, Masih ada 30 Perusahaan Antre Masuk Bursa
Hingga Desember 2021, Bursa Efek Indonesia mencatat masih ada 30 perusahaan antre masuk bursa saham. Meski ada ancaman varian baru Covid-19, rencana aksi korporasi tersebut berjalan sesuai dengan jadwal.
Oleh
joice tauris santi
·2 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Gedung Bursa Efek Indonesia.
Hingga Desember 2021, Bursa Efek Indonesia mencatat masih ada 30 perusahaan yang berada dalam pipeline untuk mencatatkan sahamnya. Dari 30 calon emiten tersebut, ada empat perusahaan dengan nilai emisi masing-masing lebih dari Rp 1 triliun.
Dilihat dari tahapan prosesnya, empat perusahaan sedang dalam proses penawaran dan penjatahan, yakni PT Cisarua Mountain Dairy Tbk, PT Widodo Makmur Perkasa Tbk, PT Wira Global Solusi Tbk, dan PT Jaya Swarasa Agung Tbk.
”Apabila semua berjalan lancar, maka keempat perusahaan tersebut akan dicatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 6 Desember 2021,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Nyoman Yetna, Jumat (3/12/2021).
Selain itu, pada sistem e-IPO, juga masih ada empat perusahaan yang sedang berada dalam proses penawaran (offering), yaitu PT RMK Energy Tbk, PT Avia Avian Tbk, PT OBM Drilchem Tbk, dan PT Indo Pureco Pratama Tbk.
”Sedangkan dua perusahaan lainnya, yaitu PT Adhi Commuter Properti Tbk dan PT Dharma Polimetal Tbk, dalam proses penawaran awal (book building),” jelas Yetna.
Dari calon-calon emiten tersebut, ada empat yang berpotensi mendapatkan dana di atas Rp 1 trililun dari publik, yaitu produsen cat PT Avia Avian Tbk (AVIA), produsen susu olahan PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY), peternakan sapi terintegrasi PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP), dan pengembang properti PT Adhi Commuter Property Tbk (ADCP). Yetna menambahkan, walaupun ada ancaman varian baru Covid-19, rencana aksi korporasi tersebut terus berjalan sesuai dengan jadwal.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Suasana aula Gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta.
BEI juga mencatat, hingga 2 Desember 2021, total penggalangan dana yang berhasil dihimpun dari penawaran perdana saham, obligasi, sukuk, dan right issue sebesar Rp 306,1 triliun. Dana itu terdiri dari hasil pencatatan saham Rp 51,6 triliun, pencatatan obligasi dan sukuk Rp 91,30 triliun, dan right issue Rp 163,18 triliun.
Menurut Yetna, angka yang dihimpun dari berbagai aksi korporasi di bursa masih akan bertambah karena masih ada beberapa perusahaan yang berada dalam antrean untuk melepaskan saham, menerbitkan obligasi, ataupun mencari modal baru.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Laksono Widodo mengatakan, masih ada satu sekuritas yang belum terkoneksi dengan data perdagangan di BEI. ”Hari ini perdagangan di BEI lancar dan hanya satu AB yang tidak terkoneksi karena sekuritas tersebut melakukan self suspend kemarin saat kebakaran terjadi. Semua vendor data feed juga terkoneksi dengan baik sejak pagi tadi,” kata Laksono.
Kebakaran di Gedung Cyber 1, Kamis, mengganggu tiga sekuritas yang memiliki data center di gedung tersebut. Investor tidak dapat menggunakan fasilitas online trading yang disediakan oleh sekuritas.