”Online Grocery” Bikin Petani Tetap Berdaya di Kala Pandemi
Tergabung dalam ekosistem perusahaan teknologi yang bergerak di sektor pangan membuat para petani tetap bisa menjual produknya di tengah pandemi Covid-19 dan masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat.
Tergabung dalam ekosistem perusahaan teknologi yang bergerak di sektor pangan membuat para petani tetap bisa menjual produknya di tengah pandemi Covid-19 dan masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat saat ini. Petani pun bisa fokus berproduksi karena ekosistem digital memberikan kepastian pasar.
Dani Ramdani (40), petani cabai, lemon, dan buncis, mengatakan, selama menjadi mitra TaniHub, perusahaan teknologi di sektor pangan, semua produksi hasil budidaya dapatnya terserap. Hasil panen pun aman hingga sampai di gudang.
”Tak hanya hasil panen yang diserap, kami juga mendapatkan pinjaman modal untuk budidaya serta jaminan harga jual dan pemasaran. Ibarat makan di restoran, saya bisa memesan menu paket komplet,” kata Dani saat dihubungi akhir pekan lalu.
Ini masih ditambah lagi dengan program-program edukasi dari TaniHub yang menambah ilmu pengetahuan dan mengembangkan pola pikir para petani.
Kondisi itu membuat akhirnya petani bisa fokus meningkatkan hasil produksi. Dani merupakan salah satu dari sekitar 46.000 petani mitra TaniHub. Mayoritas petani mitra berada di Pulau Jawa dan Bali yang merupakan kawasan sentra pertanian di Indonesia
Chief Strategy Officer TaniHub Group Natalia Rialucky Marsudi mengatakan, selama pandemi Covid-19, termasuk saat penerapan PPKM darurat sekarang ini, perusahaan berupaya melakukan kunjungan terjadwal ke kelompok tani mitra, baik secara virtual maupun tatap muka, dengan protokol kesehatan ketat. ”Tujuannya, memastikan kelancaran penyerapan hasil panen,” katanya akhir pekan lalu.
Tak hanya soal bisnis, menurut Natalia, TaniHub juga memantau kesehatan keluarga kelompok tani mitra secara berkala. Melalui pemantauan rutin tersebut, TaniHub dapat memberikan bantuan tepat waktu ketika mereka membutuhkannya.
Dari sisi teknologi, dia menuturkan, perusahaan berupaya memperkuat sistem prediksi permintaan dan pasokan berbasis kecerdasan buatan (AI) agar lebih cepat dalam memberikan informasi mengenai kebutuhan produk kepada mitra kelompok tani. Dengan demikian, penyerapan hasil kelompok tani juga dapat terjaga dalam situasi apa pun.
Selama masa PPKM darurat, TaniHub membukukan kenaikan transaksi harian lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode sebelum penerapan PPKM darurat. Peningkatan terjadi sejak pengumuman PPKM darurat. Bahan pokok yang mengalami peningkatan signifikan antara lain sayur-mayur, buah, ayam, dan telur.
Sementara itu, CEO Kedai Sayur Adrian Hernanto mengatakan, sebagai perusahaan rintisan teknologi sektor pangan atau agriculture technology, Kedai Sayur memperoleh suplai bahan pangan dari 400 kelompok atau koperasi petani, pasar induk, distributor, dan importir. Jumlah bahan pangan segar, termasuk sayur dan buah, kini mencapai 4.000 jenis.
Suplai tersebut didistribusikan kepada pelaku usaha makanan ataupun individu. Di tengah pandemi Covid-19, Kedai Sayur yang mulanya kuat di model bisnis ke bisnis (B2B) kini juga gencar melayani permintaan dari konsumen individu. Kedai Sayur kini terus mengoptimalkan teknologi servis logistik. Selama pandemi Covid-19, Kedai Sayur juga intensif membantu para mitranya yang berlatar belakang petani, pedagang pasar induk, sampai distributor bahan pangan segar agar melek teknologi. Adrian bercerita, Kedai Sayur mempunyai distributor telur di Jawa Barat. Distributor ini memiliki omzet Rp 1 miliar per tahun, tetapi dia tidak memiliki dasar perhitungan harga jual-beli yang pasti sesuai perkembangan pasar.
”Setelah terkoneksi dengan platform Kedai Sayur, distributor telur ini bisa menetapkan harga jual-beli tidak lagi berdasarkan perkiraan, melainkan perhitungan nyata di pasar," ujar Adrian. Kedai Sayur saat ini telah bermitra dengan perusahaan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi IGrow dan Alami. Keberadaan IGrow dan Alami adalah untuk menjamin biaya penyerapan hasil produksi petani. Selama pandemi Covid-19, Kedai Sayur juga bermitra dengan Universitas Brawijaya untuk membantu pembinaan kepada petani.
”Meski platform perdagangan sembako dan bahan pangan segar atau online grocery semakin banyak, penetrasi pasar online grocery sejauh ini masih rendah. Pangsa pasar terbesar masih di Jabodetabek. Beberapa pemain telah merambah ke Surabaya, Malang, dan Bali, tetapi pangsa pasarnya masih kalah dengan Jabodetabek,” katanya.
Kolaborasi dengan lokapasar nasional menjadi cara agar perusahaan rintisan teknologi sektor pangan dan online grocery bisa meningkatkan penetrasi pasar. Jika penjualan meningkat, maka para petani dan nelayan mitra akan makin terangkat kesejahteraannya.
”Maka kami pun hadir di sejumlah lokapasar nasional yang telah memiliki basis pengguna yang besar dan punya promo-promo yang menarik pembeli,” kata Adrian.
Baca juga: Astra Berinvestasi di Halodoc dan Sayurbox
Peluang besar
The Institute Grocery Distribution (IGD) Asia dalam laporan risetnya tahun 2019 mengatakan, online grocery di Asia tumbuh pesat. Nilai pasarnya diperkirakan naik dari 99 miliar dollar AS pada 2019 menjadi 295 miliar dollar AS pada 2023. Penetrasi hingga pertumbuhan online grocery bervariasi di setiap negara. Korea Selatan, China, dan Jepang telah menjadi pasar online grocery yang paling mapan di Asia jika dilihat dari sisi penetrasi dan skala pasar. Sementara online grocery di Singapura dan Taiwan kuat dalam hal infrastruktur dan investasi. Adapun di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, pertumbuhan online grocery cepat, tetapi pangsa pasarnya masih kecil.
Korea Selatan, China, dan Jepang telah menjadi pasar online grocery yang paling mapan di Asia, jika dilihat dari sisi penetrasi dan skala pasar. Sementara online grocery di Singapura dan Taiwan kuat dalam hal infrastruktur dan investasi. Adapun di Asia tenggara, pertumbuhan online grocery cepat, tetapi pangsa pasarnya masih kecil, seperti Indonesia.
Konsep online grocery di Indonesia sebenarnya sudah dikenal sejak 2013. Beberapa pemain tumbuh, bertahan, tetapi ada pula yang tidak. Masyarakat mengenal HonestBee, pemain dari luar negeri yang hanya bertahan di Indonesia selama 1,5 tahun. Ada pula pemain lama yang lamannya masih aktif sampai sekarang yaitu SeroyaMart.
Meskipun pangsa pasar online grocery di Asia Tenggara kurang dari 3 persen, tidak termasuk Singapura, riset IGD Asia memprediksi Indonesia dan Thailand akan tumbuh paling cepat dalam lima tahun mendatang. Sebab, sejumlah perusahaan penyedia platform e-dagang mau berinvestasi dan berinovasi ke online grocery, seperti Alibaba dan JD.
Pembatasan sosial yang dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 ikut memberikan pengaruh terhadap online grocery. Pemain online grocery bekerja sama dengan penyedia angkutan berbasis aplikasi, memiliki armada sendiri, ataupun bergabung ke ekosistem lokapasar. Ada pula yang berkonsolidasi dengan peritel mapan. Mereka pun berupaya bermitra dengan banyak kelompok, komunitas petani, ataupun pemilik usaha bahan makanan berbasis produk pertanian dan perikanan.
External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya, pekan lalu, di Jakarta, mengatakan, Tokopedia memanfaatkan momentum pandemi Covid-19 untuk mengakselerasi platform digital bagi pegiat sembako dan bahan pangan lokal. Misalnya, layanan TokoMart yang menerapkan teknologi geo-tagging untuk mempermudah pengusaha sembako dan bahan pangan lokal menjangkau pembeli terdekat di sekitar mereka. Inovasi ini bisa menghemat biaya pengiriman.
”Dengan adanya inovasi itu, kami bisa bekerja sama dengan SayurBox, TukangSayur, Hypermart, LotteMart Indonesia, dan UMKM yang berkecimpung di grocery,” ujar Ekhel.
TokoMart menyediakan lebih dari 200.000 pilihan produk. Sepanjang tahun 2020, sembako dan bahan pangan lokal yang paling banyak diburu pelanggan Tokopedia yaitu telur, ikan, madu, dan kopi.
Untuk buah-buahan di TokoMart, Ekhel menyebut ada kenaikan jumlah transaksi dua kali lipat selama bulan Juni 2021 jika dibandingkan Juni 2020. Penjualan sayur-sayuran pun mengalami kenaikan yang sama. Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya menjadi asal kota pelanggan Tokopedia yang membeli produk sayur-sayuran dan buah-buahan paling banyak selama Juni 2021.
”Selain itu, jumlah pengusaha berskala UMKM yang berjualan produk sayur-sayuran di Tokopedia meningkat hampir dua kali lipat pada Juni 2021 dibandingkan Juni 2020,” kata Ekhel.
Blibli.com juga mempunyai layanan serupa bernama BlibliMart. Executive Vice President of Consumer Goods Blibli.com Fransisca Krisantia Nugraha, Jumat (9/7/2021), di Jakarta, mengatakan, dari segi penjual, selain pendampingan dan pelatihan, Blibli menyediakan fasilitas penyimpanan dan pengiriman melalui gudang Blibli. Agar barang sembako dan bahan pangan segar datang tepat waktu serta kesegarannya terjamin, Blibli menawarkan metode pengiriman cepat dua jam sampai dengan menggandeng sejumlah perusahaan logistik, termasuk milik sendiri yang bernama Blibli Express Service. ”Kami menyediakan opsi fitur berlangganan dan pengiriman terjadwal agar pelanggan Blibli dimudahkan berbelanja sembako dan bahan pangan segar,” ujarnya.
Penjualan produk sayur-mayur di Blibli naik tiga kali lipat sepanjang 2021 dibanding periode sama tahun 2020. Mereka tersebar di seluruh Indonesia, tetapi dominan dari Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Semarang, dan Medan. Sementara pemesanan produk bahan pangan segar terbanyak datang dari pelanggan Blibli.com yang berdomisili di Jabodetabek, Surabaya, Medan, dan Sidoarjo.
Selama implementasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat, Blibli menambahkan fitur penyaringan terdekat agar pelanggan mudah menentukan lokasi penjual sembako dan bahan pangan segar yang terdekat dengan mereka. Upaya ini juga diharapkan dapat menghemat ongkos kirim.
”Keseluruhan transaksi naik 2,5 kali lipat dibanding periode sama tahun 2020,” kata Fransisca.
Baca juga: Evaluasi Sepekan PPKM Darurat Jawa-Bali
Di luar para petani yang tergabung dalam kelompok dan komunitas online grocery, terdapat petani yang secara mandiri menjangkau konsumen dengan media sosial. Belakangan, kategori petani seperti ini juga memanfaatkan fitur online grocery yang disediakan oleh lokapasar.
Sebutlah Kebun Akaran yang didirikan oleh Vania Febriyantie dan suaminya pada tahun 2019. Kebun Akaran berlokasi di Desa Mekarwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Luas lahan total mencapai 2.000 meter persegi.
Vania dan suami membiasakan keluarga mereka untuk memproduksi pangan secara organik. Hasilnya dikonsumsi sendiri. Namun, lambat laun hasil pertanian organik berlebih sehingga keduanya memutuskan menjual.
Dari lahan seluas 2.000 meter persegi, Vania menyebutkan terdapat puluhan jenis sayuran daun, kacang-kacangan, sayuran buah, umbi, dan tanaman bumbu dapur. Pola tanam yang dipakai ada beberapa. Misalnya, ada jenis sayuran yang bisa cepat panen dan sayuran musiman.
Selain sayuran utuh, Kebun Akaran juga menjual paket sayuran siap masak atau santap. Sebagai contoh, paket membuat minuman smoothies, paket salad, makanan probiotik, dan acar.
Dengan anggota tim berjumlah 5-6 orang, Kebun Akaran memaksimalkan platform media sosial Instagram untuk promosi dan pemesanan setiap hari Rabu atau Sabtu. Kebun Akaran kemudian juga membuka toko di salah satu lokapasar nasional. Pembeli umumnya berlatar belakang ibu muda dan pensiunan dari kelas ekonomi menengah dan atas.
Selama pandemi Covid-19, Vania menyebut semakin banyak warga sadar pentingnya makan-makanan sehat berbahan sayur atau buah. Tidak jarang ada sejumlah konsumen yang memesan produk sayuran Kebun Akaran dari luar Bandung, misalnya Jakarta. ”Paling banyak dicari yaitu labu kuning dan jahe,” ujar Vania.