Tim Dana Kemanusiaan Kompas Bergerak ke Beberapa Lokasi Bencana
Yayasan Dana Kemanusian Kompas merespons peristiwa bencana yang datang beruntun di berbagai daerah. Saat ini, tim DKK tengah menyiapkan penyaluran bantuan dari pembaca ”Kompas” ke Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan.
Oleh
Budi Suwarna
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para sukarelawan Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas atau DKK telah bergerak ke beberapa lokasi bencana yang datang beruntun sepekan terakhir ini. DKK, antara lain, menyalurkan bantuan dari pembaca Kompas untuk pengungsi dari lereng Gunung Merapi dan korban tanah longsor di Cimanggung, Sumedang. DKK juga tengah menyiapkan bantuan untuk korban gempa di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat dan korban banjir di Kalimantan Selatan.
Direktur Yayasan DKK Tomy Trinugroho, Sabtu (16/1/2021), di Jakarta, mengatakan, tim DKK berusaha segera mengirimkan bantuan kepada para korban bencana di sejumlah daerah. ”Saat ini kami telah mengirim bantuan untuk korban pengungsi Merapi, korban banjir di Cilacap, dan korban longsor di Sumedang. Kami juga sedang menyiapkan penyaluran bantuan bagi korban gempa di Mamuju serta Majene, dan korban banjir di Kalsel. Semoga bantuan pembaca Kompas ini bisa meringankan penderitaan para korban,” tuturnya, yang juga menyampaikan dukacita mendalam atas kepergian para korban bencana di sejumlah daerah.
Pada Sabtu (16/1/2021) pagi, tim DKK telah berada di Pos Gabungan Siaga Bencana Jawa Barat di SMAN CImanggung, Sumedang, Jawa Barat, untuk mengecek ulang kebutuhan para pengungsi bencana tanah longsor di Cimanggung. Sehari sebelumnya, tim DKK telah mendapatkan data kebutuhan pengungsi dari wartawan Kompas yang bertugas di lokasi bencana.
Hari itu juga, tim yang terdiri dari pengurus DKK dari Jakarta dan dibantu sukarelawan dari Toko Buku Gramedia, Bandung, segera mencari barang-barang yang diperlukan, antara lain selimut, bantal, tikar, peralatan mandi, masker, sarung tangan, cairan pembersih, vitamin, minyak kayu putih, kantong plastik, dan obat-obatan untuk luka-luka.
”Setelah data yang dikumpulkan wartawan dicek, ternyata ada beberapa tambahan barang kebutuhan lain. Hari ini kami mencari barang-barang yang dibutuhkan para pengungsi,” ujar Manajer Eksekutif Yayasan DKK Anung Wendyartaka.
Bantuan itu lebih dari Rp 71 juta. Rendra, pengurus DKK yang berada di Cimanggung, menambahkan, bantuan akan diserahkan pada Minggu (17/1/2021). ”Rencananya sekitar pukul 11.00 bantuan telah tiba di Cimanggung,” katanya.
Bencana longsor di Cimanggung terjadi pada Sabtu (9/1/2021) sore saat tebih tanah setinggi 20 meter dan panjang 40 menter runtuh. Runtuhan tebing menimpa 14 rumah di Perumahan Pondok Daud, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung. Berdasarkan data dari Kantor Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Bandung, Sabtu (16/1/2021) siang, terdapat 25 korban tewas yang telah ditemukan. Saat ini, tim SAR masih mencari 15 korban lain yang diduga tertimbun di bawah reruntuhan. Selain itu, longsor membuat warga Desa Cihanjuang mengungsi.
Sebelumnya, Kamis (14/1/2021), tim DKK bergerak menyalurkan bantuan untuk warga Dusun Babadan I, Desa Paten, Kecamatan Dukun yang mengungsi ke Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Bantuan senilai Rp 50 juta dari pembaca Kompas itu disalurkan dalam bentuk makanan, obat-obatan, popok bayi dan orang dewasa, pembalut, alat pembersih, dan peralatan mandi.
Bantuan diserahkan oleh Anto, sukarelawan DKK dari Toko Buku Gramedia Yogyakarta, kepada Agus, Sekretaris Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, sekaligus penanggung jawab Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Desa Banyurojo. Ini adalah bantuan tahap ketiga yang disalurkan DKK untuk pengungsi Merapi.
Anung mengatakan, bantuan akan terus disiapkan untuk mengantisipasi kondisi terburuk akibat bencana erupsi Gunung Merapi. Unit-unit Kompas Gramedia di Yogyakarta berencana membentuk satuan tugas (satgas) dan membuka posko komunikasi untuk bencana erupsi Gunung Merapi. Tim dari satgas ataupun posko itulah yang akan terus memantau perkembangan kebutuhan warga yang terdampak bencana erupsi Gunung Merapi.
Pada Jumat (15/1/2021) dini hari terjadi gempa kuat bermagnitudo 6,2 melanda Mamuju dan Majene. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulbar, Sabtu siang, jumlah korban tewas akibat gempa telah mencapai 46 orang. Gempa juga membuat sedkitnya 826 orang luka-luka dan 15.000-an jiwa mengungsi.
Terkait dengan bencana gempa tersebut, Yayasan DKK telah menyiapkan penyaluran bantuan dari pembaca Kompas senilai Rp 200 juta. ”Sejauh ini kami masih menunggu informasi terkait kebutuhan pengungsi dari wartawan Kompas di lapangan dan sukarelawan dari toko buku Gramedia di Makassar,” ujar Anung.
Tomy Nugroho menambahkan, di tengah pandemi Covid-19, kegiatan penyaluran bantuan untuk korban bencana menjadi jauh lebih menantang. Tim DKK yang datang ke lokasi bencana harus memperhatikan betul protokol kesehatan di masa pandemi untuk mencegah penyebaran Covid-19. ”Selain itu tentunya memastikan bantuan tersalurkan dengan baik,” ujarnya.