Lonjakan Kasus Positif di Bantul Hasil Penapisan Kelompok Sasaran
Jumlah kasus positif Covid-19 melonjak di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (29/10/2020). Terdapat tambahan 82 kasus positif dan Kabupaten Bantul mencatatkan kasus terbanyak. Sebagian besar berasal dari hasil penapisan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Jumlah kasus positif Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta melonjak pada Kamis (29/10/2020). Total terdapat 82 kasus positif dan Kabupaten Bantul mencatatkan tambahan kasus terbanyak, yakni 68 orang. Banyak kasus muncul dari upaya penapisan di sejumlah kelompok sasaran.
”Hasil pemeriksaan laboratorium dan terkonfirmasi positif pada 29 Oktober 2020, terdapat tambahan 82 kasus, sehingga total kasus positif Covid-19 (secara kumulatif) menjadi sebanyak 3.744 kasus,” kata juru bicara Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) untuk penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, lewat pesan singkat, Kamis sore.
Jumlah penambahan kasus pada Kamis ini menjadi yang terbanyak dalam sepekan terakhir. Satu pekan terakhir, penambahan jumlah kasus positif berkisar 20-45 kasus per hari. Tambahan 82 kasus positif pada Kamis ini juga hampir dua kali lipat dibandingkan penambahan kasus pada Rabu (28/10/2020) sebanyak 45 kasus.
Dari catatan 82 kasus positif tersebut, Kabupaten Bantul mencatatkan diri sebagai yang terbanyak dengan 68 kasus positif. Adapun Kabupaten Sleman mencatatkan tambahan 8 kasus positif, Kabupaten Gunung Kidul 3 kasus positif, Kota Yogyakarta 2 kasus positif, dan Kabupaten Kulon Progo 1 kasus positif.
Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso, mengungkapkan, dari jumlah tambahan 68 kasus positif, sebanyak 64 kasus merupakan penapisan kesehatan (screening) dari institusi pendidikan. Namun, pihaknya tidak bisa membeberkan institusi pendidikan yang disasar penapisan kesehatan itu.
”Sasaran (screening) pendidikan itu tidak hanya satu. Ada banyak tempat. Hasil yang keluar saat ini ada di Kecamatan Piyungan, Kecamatan Sewon, dan Kecamatan Pleret,” kata Joko.
Joko menambahkan, banyaknya temuan kasus tersebut merupakan dampak dari masifnya upaya penelusuran kasus yang disertai pula penapisan kesehatan. Sasaran penapisan kesehatan adalah lingkungan masyarakat yang rentan tertular Covid-19, seperti perkantoran, lembaga pendidikan, perusahaan, pelaku perjalanan, dan pasar.
Dari jumlah tambahan 68 kasus positif, sebanyak 64 kasus merupakan penapisan kesehatan (screening) dari institusi pendidikan.
”Hasil yang didapatkan dari serangkaian upaya ini memang banyak yang terdeteksi positif (Covid-19). Kondisi ini meningkatkan juga angka kasus di Kabupaten Bantul. Jika dibandingkan bulan lalu, mengapa tidak banyak? Karena memang kami masih menyusun rencana dan menentukan sasaran,” katanya.
Lebih lanjut, Joko mengatakan, untuk mencegah lonjakan kasus, masyarakat diharapkan disiplin terhadap protokol kesehatan. Ancaman penularan Covid-19 masih tinggi di lingkungan sekitar. Kewaspadaan harus tetap terjaga.
”Kami menyampaikan kepada masyarakat agar selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan. Tidak ke luar kota jika tidak ada keperluan mendesak,” ujarnya.
Menurut data dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY, pada 29 Oktober 2020, ada 585 sampel usap yang diperiksa di laboratorium. Sampel tersebut berasal dari 464 orang. Adapun total jumlah sampel yang diperiksa sejak akhir Mei hingga sekarang telah berjumlah 87.981 sampel dari 72.581 orang.