Jasa pemesanan akomodasi ikut menelan pil pahit pandemi Covid-19. Operasional terhenti karena kegiatan pariwisata berhenti.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sektor pariwisata yang terpukul turut berimbas pada bisnis pemesanan akomodasi. PT Airy Nest Indonesia, perusahaan dengan merek dagang Airy Rooms, memutuskan menghentikan seluruh kegiatan operasional, termasuk kemitraan dengan mitra properti di Indonesia, mulai 31 Mei 2020.
CEO Airy Rooms Indonesia Louis Alfonso Kodoatie mengemukakan, penghentian semua kegiatan operasional Airy merupakan keputusan yang sulit, tetapi terpaksa diambil oleh manajemen. Pandemi Covid-19 telah membawa dampak besar bagi sektor pariwisata, termasuk Airy.
Selama beberapa bulan terakhir, penjualan Airy turun signifikan. Selain itu, Airy menerima permintaan pengembalian dana yang sangat tinggi dari pengguna. Situasi ini membuat kinerja bisnis turun drastis.
Louis menambahkan, berbagai upaya telah dilakukan perusahaan untuk dapat bertahan selama masa pandemi Covid-19. Namun, situasi pandemi yang tidak dapat diprediksi mengharuskan manajemen untuk menerapkan langkah-langkah penting dan mengambil keputusan yang sangat sulit.
”Keputusan (penghentian operasional) ini diambil dengan mempertimbangkan banyak hal, termasuk kondisi pasar yang nyaris tumbang akibat pandemi Covid-19 serta tantangan ekonomi yang sangat berat. Tentunya kami sangat menyesal akan keputusan ini,” ujar Louis, dalam keterangan pers yang diterima Kompas, Kamis (14/5/2020).
Dengan berhentinya operasional perusahaan, segala jenis transaksi pembelian serta pemesanan akomodasi dan tiket pesawat tidak dapat dilakukan lagi melalui aplikasi dan laman Airy (www.airyrooms.com), serta agen perjalanan dalam jaringan yang bermitra dengan Airy.
Louis menyatakan, Airy menjamin kelancaran proses pengembalian dana pengguna yang terkena dampak penghentian operasional tersebut melalui layanan pelanggan Airy. Pengembalian dana dilakukan untuk pemesanan akomodasi serta tiket pesawat untuk periode inap dan terbang pada atau setelah 31 Mei 2020. ”Manajemen Airy akan melayani proses pengembalian dana pengguna ini hingga selesai,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga akan memproses penghentian kemitraan dengan mitra properti. Hingga saat ini, ada sekitar 1.000 mitra properti Airy. Adapun kemitraan dengan maskapai telah dihentikan sejak ada kebijakan larangan mudik dari pemerintah.
Keputusan Airy Rooms turut berimbas pada komitmen perusahaan dalam mendukung program pemerintah meningkatkan pariwisata di Indonesia. ”Kami berharap dan percaya bahwa sektor pariwisata di Indonesia akan bangkit kembali dan kami senantiasa memberikan dukungan moral yang berkelanjutan terhadap industri pariwisata di Indonesia,” ujarnya.
Akomodasi
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani mengemukakan, dampak pandemi Covid-19 terhadap pariwisata telah merembet ke industri terkait, termasuk jasa pemesanan akomodasi. Per 24 April 2020, sebanyak 1.674 hotel tutup, yang didominasi hotel bintang 1-5.
Menurut Hariyadi, pengelola hotel bintang 1-5 lebih aktif melaporkan kondisi terkini. Adapun hotel nonbintang masih belum aktif melaporkan.
Dengan kondisi itu, Hariyadi memperkirakan, sebenarnya sudah lebih dari 2.000 hotel tutup. Namun, ia meyakini belum ada pemutusan hubungan kerja di industri perhotelan. Sebagian hotel yang terkena dampak pandemi Covid-19 merumahkan karyawan, sedangkan karyawan kontrak yang habis masa kontraknya tidak diperpanjang. Sekitar 70 persen karyawan hotel merupakan karyawan kontrak.
Industri perhotelan di Tanah Air diperkirakan akan bangkit dengan lambat, seiring daya beli masyarakat yang anjlok. ”Kebutuhan pariwisata merupakan kebutuhan sekunder, yang baru akan pulih jika kebutuhan pokok sudah terpenuhi,” kata Hariyadi.