Penambahan layanan hiburan berbasis digital juga menjadi strategi Citilink Indonesia dan maskapai penerbangan lain di Indonesia untuk merebut hati masyarakat. Setahun terakhir ini, mereka menyediakan layanan wifi gratis
Oleh
Erika Kurnia
·5 menit baca
KOMPAS/Lion Air
Penumpang pesawat Lion Air menikmati fasilitas wifi dalam penerbangan melalui ponsel pintar.
Sebuah video yang merekam suara kru pesawat yang berpantun dalam penerbangan sebuah pesawat kembali tersiar. Dalam video berdurasi 38 detik, kru pesawat laki-laki mengucapkan salam perpisahan pada penumpang seusai pesawat mendarat di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
"Bapak ibu yang terhormat, sudah lama jiwaku tertawa oleh wanita yang cantik parasnya, Kita baru sampai di Balikpapan semoga di lain kesempatan kita dapat berjumpa. Terinjak beling kaki pun terluka, segera diobati agar tidak berbahaya. Citilink bukan airline biasa, landing-nya pun tidak berasa," tutur kru tersebut yang disusul suara cekikik beberapa penumpang.
Video singkat yang berlatar interior pesawat Airbus A320 itu diunggah pemilik akun aplikasi TikTok, bangdonn. Sejak dipublikasi pada November 2019, video itu disukai sekitar 46.500 pengguna dan dikomentari 604 pengguna.
"Citilink memang selalu beda, selalu buat senyum-senyum sendiri," kata mamy shafa dan shafa, salah seorang pengguna TikTok yang menonton video itu.
Pengguna lain, fanji fanji, berkomentar, "Kayaknya ini Citilink. Pernah naik dan ada sedikit pantunnya yang cukup menghibur," ujarnya.
KOMPAS/bangdonn
Tangkapan layar video rekaman suara pengumuman kru pesawat Citilink oleh pengguna TikTok.
Baru-baru ini, video itu pun dilihat jajaran direksi PT Citilink Indonesia. Meski meragukan interior pesawat yang dijadikan latar video, Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra tersenyum puas. Salah satu bentuk layanan maskapai di dalam pesawat ternyata menyentuh dan dinikmati masyarakat.
"Dalam menjalankan bisnis ini kami tidak hanya mengangkut penumpang, dari satu tempat ke tempat lain, tapi juga menambah pengalaman dari perjalanan. Itu yang akan membuat penumpang ingin kembali lagi," ujarnya di Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Pada tahun 2020 ini, anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tersebut tetap berstrategi untuk menambah pengalaman pengguna. Strategi yang dibuat akan disesuaikan tren kebutuhan penumpang, yang saat ini didominasi milenial usia 25-39 tahun.
"Tahun lalu, kami bilang kami akan jadi \'Digital Airlines\'. Tahun ini, kami ingin dikenal sebagai \'Innovative and Modern Airline\'. Sepanjang tahun ini kami akan membuat inovasi yang membuat penumpang terkaget-kaget," tuturnya.
Kendati belum bisa menyebut lebih detil inovasi yang dimaksud, Juliandra mengatakan, penumpang akan dikejutkan antara lain dengan pelayanan cuma-cuma di dalam pesawat. Kejutan itu akan serupa pemberian makanan dalam pesawat. Sebagai maskapai penerbangan berbiaya rendah (LCC), layanan itu normalnya tidak disediakan. khususnya dalam rute penerbangan pendek.
"Penumpang akan dapat manfaat-manfaat lain untuk membuat naik pesawat kami itu ada value-nya. Jadi, harga tiket pun nggak akan dirasa mahal," lanjut Juliandra.
Layanan digital
Penambahan layanan hiburan berbasis digital juga menjadi strategi Citilink Indonesia untuk merebut hati masyarakat. Setahun terakhir ini, Citilink menghadirkan layanan wifi gratis di puluhan pesawat untuk penumpang yang butuh mengakses data internet di dalam penerbangan.
Ke depan, Citilink akan mulai mengenalkan layanan In Flight Entertainment (IFE) dan Citilink Superapps. Layanan serupa baru-baru ini juga diperkenalkan maskapai penerbangan swasta Indonesia, Lion Air.
KOMPAS/GREGORIUS MAGNUS FINESSO
Salah satu awak media asal Jepang mencoba fitur sistem hiburan kabin terbaru "next generation" untuk kelas ekonomi yang diluncurkan Singapore Airlines, Selasa (9/7/2013) di Jet Quay, Bandara Changi, Singapura. Kenyamanan penumpang menjadi orientasi utama maskapai penerbangan untuk menjaring pasar terutama di kelas premium.
Fitur itu dapat digunakan penumpang untuk mengakses hiburan seperti musik, film, dan permainan. Hiburan itu bisa dinikmati melalui ponsel pintar, tablet, hingga laptop dengan berbagai sistem perangkat lunak. Gawai harus tersambung jaringan wifi dengan fitur IFE (w-IFE) di dalam pesawat.
Humas Lion Air Danang Mandala Prihantoro, dalam keterangan tertulis pada Senin (6/1/2020), mengatakan, layanan itu secara bertahap terus ditambahkan dalam armada mereka. Pada awal tahun ini, total ada tujuh pesawat Boeing 737-900ER yang telah ditanamkan fasilitas w-IFE tersebut. Pesawat itu dipakai untuk melayani rute domestik maupun internasional.
"Sejak diperkenalkan pada 7 Desember 2019, layanan hiburan dalam pesawat sangat diminati oleh kalangan wisatawan dan pebisnis. Dengan demikian, penambahan layanan pada pesawat-pesawat kami ini dapat menjawab dan mengakomodir kebutuhan perjalanan udara," ujarnya.
Ia menjelaskan, setiap penumpang dapat mengakses layanan hiburan itu dengan terlebih dulu mengubah aturan ponsel ke mode pesawat. Kedua, penumpang harus menghubungkan ponsel ke akun wifi “lionair”. Setelah berhasil, dapat menikmati hiburan dalam gawai masing-masing.
"Fitur ini menjamin privasi dan keamanan, karena jaringan w-IFE dari AirFi Indonesia tidak mengizinkan penumpang atau pihak lain mengakses data pribadi. AirFi Indonesia (PT Dua Surya Dinamika) merupakan mitra kerja Lion Air selaku perusahaan penyedia w-IFE," lanjutnya.
Tumbuh cepat
Perusahaan riset Mordor Intelligence pada 2019 memprediksi, pasar layanan hiburan dan konektivitas dalam penerbangan akan memiliki tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) lebih dari 9 persen selama periode 2020 - 2025. Pasar di Asia Pasifik menjadi wilayah dengan pertumbuhan tercepat.
"Adopsi IFE oleh operator maskapai penerbangan LCC dan fokus maskapai untuk meningkatkan pengalaman penumpang di pesawat akan banyak berkontribusi pada pertumbuhan pasar," kata laporan berjudul "Inflight Entertainment and Connectivity Market - Growth, Trends, and Forecast (2020 - 2025)".
KOMPAS/Mordor Intelligence
Infografis pasar layanan hiburan dalam pesawat berbasis digital dan pemetaan tingkat pertumbuhannya pada periode 2020 - 2025. Data ini dibuat berdasarkan riset Mordor Intelligence 2019 berjudul "Inflight Entertainment and Connectivity Market - Growth, Trends, and Forecast".
Proyeksi pertumbuhan layanan tersebut terlihat dari peningkatan permintaan perusahaan manufaktur penyedia layanan. Laporan itu mencatat, setidaknya ada lima perusahaan penyedia layanan IFE besar dunia.
Perusahaan itu yakni Panasonic Corporation, Gogo Inc., Honeywell, Global Eagle, dan Thales. Dari lima perusahaan itu, Panasonic dan Gogo menjadi pemain kunci yang menyumbang sekitar 40 persen pendapatan dari pangsa pasar pengguna layanan pada tahun 2018.
Pada pertengahan 2019, Gogo Inc. dilaporkan telah berhasil memasuki pasar IFEC di maskapai penerbangan komersial Cina. Sistemnya dipasang pada lebih dari 3000 pesawat.
Tahun lalu juga, maskapai Air China mengadakan 20 pesawat A350-900 baru yang akan mengoperasikan sistem IFE dari Panasonic Avionics Corporation eX3. Sistem IFE eX3 itu menawarkan layanan audio dan video sesuai permintaan. Kapasitas penyimpanan pustaka digital itu mencapai lebih dari 300 film, 200 acara TV, gim, musik, peta, dan lainnya.