Dirut Baru Telkomsel, Jasa Digital Jadi Fokus Bisnis Jangka Panjang
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) berkomitmen menjadikan layanan jasa digital sebagai fokus bisnis jangka panjang. Fokus ini dianggap sejalan dengan perkembangan pasar.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Telekomunikasi Selular berkomitmen menjadikan layanan jasa digital sebagai fokus bisnis jangka panjang. Fokus ini dianggap sejalan dengan perkembangan pasar.
Vice President Corporate Communications PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Denny Abidin menyampaikan hal tersebut, Senin (13/1/2020), di Jakarta.
Pada hari yang sama, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom Indonesia) dan Singapore Telecommunications Ltd (SingTel) selaku pemegang saham Telkomsel mengangkat Setyanto Hantoro sebagai Direktur Utama Telkomsel dan Venusiana Papasi sebagai Direktur Network Telkomsel.
Pengangkatan keduanya, kata Denny, sesuai komitmen perusahaan yang menjadikan layanan jasa digital sebagai fokus bisnis jangka panjang.
Setyanto Hantoro sebelumnya adalah Direktur Utama PT Multimedia Nusantara atau biasa disebut Telkom Metra. Dia menduduki jabatan itu sejak November 2019. Telkom Metra fokus kepada industri informasi, media, dan hiburan. Portofolio bisnis Telkom Metra mencakup, antara lain, pembayaran secara elektronik, perdagangan secara elektronik atau e-dagang, dan pengembangan perangkat lunak.
Setyanto saat ini juga menduduki beberapa jabatan di Telkom Group, seperti Komite Investasi di Metra Digital Investama, Komisaris PT Jalin Pembayaran Nusantara, dan Komisaris PT Dayamitra Telekomunikasi.
Adapun Venusiana Papasi sebelumnya menjabat Senior Vice President Procurement Telkomsel. Dia juga pernah menduduki jabatan sebagai Executive Vice Presiden Telkomsel Area Jabotabek Jawa Barat. Dia pernah menerima penghargaan Satya Lencana Pembangunan oleh Pemerintah RI pada Hari Bhakti Postel ke-70 tahun 2015.
Kinerja
Mengutip info memo Telkom, pendapatan Telkomsel selama Januari-September 2019 sebesar Rp 68,3 triliun atau naik 3,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018. Sementara pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) naik 6,2 persen menjadi Rp 36,8 triliun. Adapun laba bersih naik 5 persen menjadi Rp 19,2 triliun.
Dalam info memo itu, Telkom mengklaim pencapaian kinerja positif tersebut didukung inisiatif transformasi bisnis digital dan disiplin biaya untuk mengelola biaya operasional secara efektif. Per September 2019, biaya operasional, tidak termasuk depresiasi dan lainnya, sebesar Rp 31,5 triliun atau naik 1,4 persen.
Segmen bisnis jasa digital membukukan pertumbuhan 27,9 persen, didorong peningkatan pendapatan data 27,4 persen dan layanan digital 31,2 persen. Segmen bisnis digital menyumbang 63,1 persen terhadap total pendapatan. Kontribusi ini naik dibandingkan dengan Januari-September 2018, yaitu sebesar 51,3 persen.
Sebelumnya, Direktur Keuangan Telkom Harry M Zen mengatakan, pada lini bisnis telekomunikasi seluler, Telkomsel telah memiliki total pelanggan 171 juta pelanggan. Dari jumlah itu, sebanyak 112 juta pelanggan merupakan pengguna data atau mobile broadband.
Pendapatan dari mobile broadband pada Januari-September 2019 tumbuh 28,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018, yakni menjadi Rp 9,1 triliun. Pertumbuhan itu didorong lonjakan lalu lintas konsumsi layanan sebesar 55,2 persen.
Harry menyebutkan, konsumsi rata-rata pengguna data Telkomsel masih di kisaran 5 hingga 6 gigabyte (GB) per bulan. Meski demikian, dia memperkirakan mobile broadband masih akan menjadi mesin pertumbuhan bisnis Telkomsel pada tahun-tahun mendatang.