Kisah 10 Ferrari Klasik yang Menjadi ”Kekayaan” Indonesia
Alunan musik klasik mengiringi pemutaran film dokumenter cikal bakal kelahiran mobil super sporty ”sang kuda jingkrak” Ferrari di Museum Arsip Nasional, Jakarta, Selasa (15/3). Lewat dua layar televisi 32 inci, film dokumenter itu menampilkan seorang Enzo Ferrari, pendiri produsen super car Ferrari.
Kisah perjalanan Ferrari itu dibuka dengan suasana tahun 1947, saat peluncuran perdana mobil Ferrari 125 S melintas garis merah gerbang pabrik di Via Abetone Inferiore di Maranello, Italia. Jadi, tepat pada 12 Maret 1947, sang kuda jingkrak itu lahir. Dan kini, usia perjalanan eksistensinya telah memasuki 70 tahun.
Dalam film itu juga diselipkan foto Enzo Ferrari yang sedang mengendarai mobil karya ciptanya sendiri. Dari rentetan foto hitam-putih, rekaman video klasik hitam-putih, hingga rekaman video berwarna-warni, satu hal yang sangat memberikan kesan kuat dari seluruh karya Enzo adalah kecepatan laju mobil-mobilnya.
Itulah Enzo Ferrari, sang pencipta Ferrari yang sejak awal sudah terobsesi menciptakan mobil-mobil sport super car. Karakteristik Enzo begitu detail ditunjukkan. Sebuah foto, lagi-lagi yang memperlihatkan saat Enzo memperhatikan mesin mobil, begitu jelas ditampilkan. Sampai pula ke rangkaian film yang menunjukkan bagaimana jahitan lambang kuda jingkrak itu dikerjakan untuk memperkuat karakter setiap mobilnya.
Bukan hanya campur tangan ketekunan tangan-tangan terampil perempuan, film singkat itu juga menggambarkan kekuatan tim laki-laki dalam menghasilkan mobil-mobil Ferrari. Bahkan, puncak kesuksesan atas kecepatan laju mobilitas Ferrari itu tergambar bersamaan dengan kibaran bendera kotak-kotak hitam dan putih di pinggir area sirkuit balapan mobil di Italia. Ferrari menang!
Wajah Enzo dan langgam suasana Italia, terutama pabrikan Ferrari, sejenak membawa kita pada cikal bakal Ferrari di Museum Maranelo. Suasana heritage itu mewarnai suasana Museum Arsip Nasional Jakarta saat 10 mobil klasik Ferrari dikumpulkan. Usut punya usut, ternyata 10 mobil Ferrari klasik itu dikumpulkan dari sebagian kolektor Ferrari di Indonesia.
Melihat 10 Ferrari
Asyik juga mengamati 10 Ferrari klasik di pelataran Museum Arsip Nasional walaupun hanya sekitar lima jam. Setiap Ferrari pun ternyata memiliki kisahnya tersendiri. Mobil Ferrari GT 2+2 Queen Mary, misalnya, kini hanya ada 801 unit. Mobil yang disebut Queen Mary ini juga bukan penamaan resmi dari pabrikan Ferrari. Nama resminya hanyalah Ferrari 365 GT 2+2. Kalaupun dicari di Google, tidak akan secara spesifik keluar tipe itu. Hanya zaman itulah, orang-orang sering menyebut Queen Mary. Itu pun sekadar bodi mobilnya yang terkesan panjang, mirip kapal Queen Mary.
”Itu bukan sebutan official name Ferrari,” kata Innez Lawry, PR Manager Ferrari Jakarta.
Cerita lebih menarik justru ditunjukkan dengan tipe Dino 246 GTS. Di balik produksi mobil ini, Enzo memproduksi mobil ini khusus didedikasikan untuk anaknya yang bernama Dino. Sayangnya, anak pertama kesayangannya ini tidak berumur panjang. Karena kesedihannya, tipe ini hanya diproduksi 25 unit. Akhirnya, produksi tipe Dino terhenti.
Kemudian ada pula Ferrari tipe 365 GTC4. Ini merupakan generasi awal dari keluarnya tipe 365 Berlinetta Boxer. Desainnya pada zaman itu disebut inovatif karena desain ini sudah direncanakan akan dipakai terus-menerus setidaknya sampai 10 tahun ke depan.
Tak ketinggalan, Ferrari 365 GTB4 Daytona Competizione. Uniknya, mobil ini diciptakan hanya delapan unit di dunia. Mengapa dinamakan Daytona? Saat mobil ini diproduksi, Ferrari baru saja menang di Daytona Race. Dari delapan unit yang diproduksi, sampai saat ini tinggal tersisa 4 unit. Nah, salah satunya dimiliki orang Indonesia.
Lalu, kolektor mobil klasik Indonesia juga ada yang memiliki Ferrari Dino 308 GT4 yang diproduksi tahun 1973. ”Keistimewaan mobil ini didesain oleh Bertone,” kata Innez.
Ada pula Ferrari 308 GTSi yang punya keistimewaan pada mesinnya. Meskipun mobil ini sudah diproduksi pada 1975, mesinnya masih diproduksi untuk Ferrari 430.
Untuk Ferrari legendaris lainnya ada Ferrari 328 sebagai penerus dari Ferrari 308. Zaman itu, Ferrari tipe ini sangat populer karena begitu dikenal kalangan pencinta mobil.
Kemudian, Ferrari 456 yang merupakan penerus dari Ferrari 412. Ada juga Ferrari 512 TR yang merupakan penerus dari Testarossa, dan kemudian diteruskan lagi ke Ferrari 512 M. Lalu, Ferrari 355 Challenge yang diciptakan untuk balapan dan merupakan penerus dari Ferrari 348 Challenge.
Dari keseluruhan mobil klasik tersebut, ada satu Ferrari yang menjadi daya tarik tersendiri, yakni 365 GTB4 Daytona Competizione. Selain warnanya merah dan diberi nomor 23 di kap mesinnya, rupanya mobil ini satu-satunya yang memiliki setir sebelah kiri.
Bicara keklasikan Ferrari, tak ubahnya sebuah kecintaan pada otomotif. Rancang bangun yang dilakukan Enzo Ferrari menebar ke seluruh penjuru dunia. Bahkan, memiliki Ferrari yang punya semacam simbol limited edition semakin meneguhkan Ferrari kini menjadi sebuah ”investasi”.
CEO Ferrari Jakarta Arie Christoper mengatakan, Ferrari tidak sekadar diproduksi, tetapi juga memiliki nilai historikal dari penciptanya. Ternyata, Ferrari juga memiliki nilai investasi.
”Saya suka menyebutnya Ferrari bukanlah mobil aktual biasa. Kami bukan menjual mobil, melainkan menjual impian. Artinya, di dalam Ferrari selalu ada value, history, bahkan termasuk investasi. It’s not just selling a car. Setelah sekian tahun, mobil ini selalu memiliki makna sebab satu Ferrari, meskipun bukan diciptakan limited edition, dipastikan mobil itu diproduksi dalam jumlah terbatas dan kurun waktu tertentu,” ujar Arie.
Bicara Ferrari, tidak akan ada habisnya membicarakan value. Mempertahankan nilai tersebut, menurut Arie, hanya dapat dilakukan dengan eksklusivitas dan integritas Ferrari. Ferrari adalah real super car. Mesin dan performa, misalnya, sangat dipikirkan sejak saat didesain.
Bahkan, kata Arie, jaminan ketersediaan suku cadang Ferrari klasik pun sangat mumpuni. Restorasi dapat dilakukan Classiche Department sebagai upaya mengembalikan mobil tersebut pada kondisi mobil yang masih baru. Departemen itu pun masih ada di Maranello.
Mimpi menuju Maranello
Anggota Dewan Kehormatan Ferrari Owner Club Indonesia (FOCI), Bambang Soesatyo, yang sudah beberapa kali berkunjung ke markas Ferrari di Maranello, pun berdecak kagum, apalagi begitu ditunjukkan 10 mobil klasik Ferrari yang menjadi pembuka perayaan kelahiran 70 tahun Ferrari.
”Saya tidak terlampau mendalam mengetahui super car ini. Yang saya tahu, Ferrari diproduksi sebagai mobil berkarakter cepat dan memiliki performa tinggi. Yang paling legendaris bagi saya, ya, tipe Daytona. Yang paling diminati di Indonesia sekarang ini, ya, tipe 458, 488, dan California,” ujar Bambang, yang dikenal pula sebagai anggota DPR.
Bambang memiliki Ferrari 458 Spider dengan kapasitas mesin 4.500 cc meski tipe Ferrari yang sangat disukainya adalah Ferrari 365 GTB. Bentuknya, kata Bambang, compact, sporty, dan dinamis. Namun, dia mengeluhkan jalan bebas hambatan di Jakarta yang selalu macet. Jadi, untuk dapat menikmati sensasi mobil Ferrari, paling pas hanya saat akhir pekan, itu pun sekitar pukul 06.00-10.00.
Meski demikian, tak banyak orang pernah diundang ke base camp Ferrari di Manarello. Namun, tidak ada salahnya bagi setiap orang, termasuk wartawan, bermimpi untuk dapat terbang ke pabrikan Ferrari itu.
Pada perayaan 70 tahun ini, Ferrari Jakarta pun tak ingin menyia-nyiakan momentum perayaan. Festival of Speed akan diselenggarakan pada Minggu, 23 April 2017, di Bumi Serpong Damai. Selain mendatangkan mobil klasik, publik juga akan disuguhkan kehadiran puluhan super car Ferrari.