logo Kompas.id
Artikel OpiniMitos Dikotomi Budaya...
Iklan

Mitos Dikotomi Budaya Timur-Barat

Banyak masyarakat Indonesia membuat dikotomi antara budaya Barat dan Timur. Sebagai orang Timur yang pernah lama tinggal di Barat, saya menilai segregasi hitam putih budaya Timur-Barat itu hanya ada di alam imajinasi.

Oleh
SUMANTO AL QURTUBY
· 6 menit baca
Didie SW
DIDIE SW

Didie SW

Sudah rahasia umum bahwa banyak masyarakat Indonesia, baik komunitas akademik maupun non-akademik, elite maupun non-elite, membuat dikotomi antara budaya Barat dan budaya Timur.

Kata ”Barat” mengacu pada negara-negara di Amerika Utara (AS dan Kanada), Eropa Barat, atau Australia dan Selandia Baru. Singkatnya, budaya Barat mengacu pada ”budaya bule”. Sementara ”Timur” merujuk pada kawasan Asia, termasuk Asia Timur dan Asia Tenggara (termasuk Indonesia tentunya). Budaya Barat biasanya dicirikan berwatak intelektualis, individualis, selfish, kapitalis, liberalis, sekularis, ateis, berorientasi profit, dan sebagainya. Sementara budaya Timur digambarkan berwatak nyaris berlawanan dengan budaya Barat, yakni spiritualis, teis, agamais, kolektivis, dan sebagainya.

Editor:
SRI HARTATI SAMHADI, YOHANES KRISNAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000