logo Kompas.id
Artikel OpiniLebaran Ini Saya Harus Pulang
Iklan

Lebaran Ini Saya Harus Pulang

Setelah dua tahun tidak mudik karena pandemi, akhirnya tahun ini banyak masyarakat yang bisa mudik Lebaran. Sejatinya, belajar dari cerpen Umar Kayam, tidak mudik jadi kesempatan untuk diterima, bahkan harus dirayakan.

Oleh
STEVANUS SUBAGIJO
· 5 menit baca
-
DIDIE SW

-

Dua tahun berturut-turut mudik Lebaran dilarang karena pandemi. Jauh sebelum itu dalam benak masyarakat, tidak mudik dimaknai sebagai fakta kalah, kecil, pahit, dan kesedihan yang harus diterima.

Tidak mudik sudah menjadi realitas masyarakat yang terekam jejak fiksinya pada cerita pendek. Di tangan pengarang ’spesialis Lebaran’ Umar Kayam (1932-2002), tidak mudik bukan fakta kecil, pinggiran, marjinal, dan kalah. Tampak luar mungkin seperti itu, tetapi di dalamnya fakta mulia, seperti kebesaran jiwa, keikhlasan hati, diri tegar, menang di hari Lebaran, bahkan masih berbuat kebaikan, harus dirayakan. Tidak mudik tidak otomatis tenggelam dalam riuh eksodus akbar yang menjadi harapan publik menjelang Lebaran.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000