Dari Pandemi Menjadi Endemi
Kapan pandemi Covid-19 berubah menjadi endemi? Jawabannya, tidak bisa diprediksi dengan jelas. Akan tetapi, semakin cepat kita dapat mengendalikan penyebaran kasus, pandemi tentunya akan lebih cepat menjadi endemi.
Indonesia telah menghadapi pandemi Covid-19 selama dua tahun. Kondisi pandemi diharapkan segera berubah menjadi endemi Covid-19. Memasuki tahun ketiga ini, masyarakat semakin terbiasa menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Perilaku ini menjadi bagian dari hidup berdampingan dengan Covid-19 di masa mendatang. Pemerintah pun tengah bersiap untuk melakukan transisi dari pandemi Covid-19 ke endemi. Masa transisi akan dilakukan bertahap dan melalui evaluasi oleh pakar dan ahli.
Apa itu endemi? Endemi adalah penyakit yang menginfeksi suatu populasi di wilayah secara konsisten. Penyakit ini akan terus ada dan hidup berdampingan bersama masyarakat. Lalu, benarkah Covid-19 akan segera menjadi endemi?
Endemi sendiri merupakan kondisi di mana suatu penyakit akan selalu ada di suatu wilayah. Namun, prevalensi penyakit ini cukup stabil atau terkendali. Di samping itu penyakit tersebut juga dapat diprediksi dari waktu ke waktu.
Transisi dari masa pandemi ke endemi tidak bisa dihindari. Secara ilmiah kita dapat memahami bahwa virus korona ini akan ada terus atau menjadi bagian dari kehidupan manusia. Meskipun demikian, endemi bukan merupakan kondisi yang tidak mengkhawatirkan. Karena itu, endemi itu harus dihindari semaksimal mungkin.
Oleh karena itu, strategi negara di dunia dalam pengendalian Covid-19 bukan sekadar mengarah ke kondisi endemi, melainkan ke arah pengendalian kasus virus korona atau yang dikenal dengan sporadis.
Tentu saja itu setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencabut status masa pandemi Covid-19 yang masih terjadi hingga saat ini.
Pandemi secara bertahap bisa berubah jadi endemi apabila penanganan kasus cukup berhasil menekan jumlah kasus.
Pandemi, epidemi, endemi, dan sporadis
Secara epidemiologis, kecuali pandemi, kita mengenal beberapa istilah antara lain epidemi, endemi, dan sporadis. Epidemi merupakan kondisi ketika penyakit menginfeksi secara cepat dan meluas di suatu wilayah tertentu, sementara wilayah lainnya mulai terkendali.
Artinya, peningkatan kasus masih sering terjadi secara tiba-tiba dengan jumlah kasus yang tinggi di suatu populasi wilayah yang terbatas. Berbeda dengan pandemi, di mana penyakit tersebut telah menyebar ke beberapa negara atau benua dengan cakupan wilayah geografis yang lebih besar.
Kondisi epidemi ini umumnya disebabkan cakupan vaksinasi yang lemah. Adapun endemi mengacu pada kehadiran konstan suatu penyakit yang menginfeksi populasi dalam wilayah geografis. Wabah yang dikatakan endemi bukan berarti angka kasusnya nol, tetapi berada di bawah batas angka kasus yang telah disepakati.
Beragam upaya dan kebijakan telah dibuat pemerintah guna menurunkan kasus penularan Covid-19 di Indonesia. Saat ini, pemerintah sedang menggencarkan vaksinasi Covid-19 sebagai tahapan persiapan untuk menjadi endemi.
Sementara level sporadis atau terkendali menjadi strategi dan tujuan negara-negara di dunia dalam mengendalikan kasus pandemi Covid-19. Memang kita harus mengendalikan penyakit menular ini. Tingkatan sporadis ini mengacu pada penyakit yang jarang terjadi dan tidak teratur. Artinya, wabah yang sudah mencapai level sporadis tak akan terjadi dalam kurun waktu beberapa bulan. Inilah tindakan pengendalian kasus penyakit menular.
Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan agar Covid-19 menuju ke level sporadis adalah dengan mempercepat program vaksinasi dan menerapkan prokes. Kini vaksinasi telah marak dilakukan. Sekurangnya 80 persen populasi global sudah memperoleh vaksinasi dosis kedua dan lebih dari 50 persen telah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga.
Upaya pemerintah yang dilakukan saat ini supaya Indonesia dapat memasuki masa transisi dari pandemi menjadi endemi dimulai dari sisi hulu, yaitu mengintensifkan vaksinasi, mendisiplinkan gerakan 3M, mengakselerasikan pengetesan dan penelusuran, mengintensifkan skrining Peduli Lindungi, dan rumah warga juga harus memiliki ventilasi yang baik.
Pemerintah juga terus mengimbau agar masyarakat tetap disiplin menerapkan prokes dan menyelesaikan vaksinasi agar pandemi yang tengah dihadapi bisa berubah jadi endemi. Pandemi secara bertahap bisa berubah jadi endemi apabila penanganan kasus cukup berhasil menekan jumlah kasus.
Baca juga Mungkinkah Covid-19 Sirna pada 2023
Namun, apabila endemi tak diawasi dengan fungsi surveilans yang baik, hal ini akan menimbulkan peningkatan jumlah kasus yang tak terpantau. Apabila ini dibiarkan terus meningkat, bukan tidak mungkin endemi kembali berubah menjadi epidemi atau wabah.
Tidak berlebihan yang dikatakan Presiden Joko Widodo, agar seluruh elemen masyarakat memulai proses transisi dari pandemi ke endemi. Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu dekat, maka tidak berlebihan jika masyarakat harus siap hidup berdampingan dengan virus tersebut.
Tak bisa diprediksi
Pertanyaannya, benarkah Indonesia sudah mulai menuju ke arah endemi? Endemi sendiri merupakan kondisi di mana suatu penyakit akan selalu ada di suatu wilayah. Namun, prevalensi penyakit ini cukup stabil atau terkendali. Penyakit tersebut juga dapat diprediksi dari waktu ke waktu. Ada beberapa contoh penyakit yang telah berubah dari pandemi ke endemi, seperti malaria, demam berdarah, hepatitis B, dan flu Spanyol pada masa silam.
Kondisi endemi dapat disamakan seperti situasi demam berdarah, di mana masih perlu ada pengawasan terus-menerus yang menjadi kewaspadaan. Demikian juga dengan Covid-19. Apalagi hampir 60-80 persen yang terpapar adalah tidak bergejala. Meskipun nantinya pandemi berubah menjadi endemi, tetap masih ada potensi terjadi ledakan kasus sewaktu-waktu.
Pandemi akan berubah menjadi epidemi terlebih dahulu sebelum endemi.
Upaya antisipasi bisa dilakukan jika sistem surveilans kesehatannya berjalan dengan baik. Harus tetap waspada, tidak boleh lengah, agar tidak terjadi lonjakan kasus.
Jika diminta ketegasan, kapan pandemi Covid-19 ini berubah menjadi endemi? Jawabannya, tidak bisa diprediksi dengan jelas. Akan tetapi, semakin cepat kita dapat mengendalikan penyebaran kasus, pandemi tentunya akan lebih cepat menjadi endemi.
Juga, ketika pandemi telah berakhir, tidak akan langsung masuk ke endemi. Pandemi akan berubah menjadi epidemi terlebih dahulu sebelum endemi. Karena itu, perlu tetap melakukan vaksinasi dan tetap ada pengetesan kalau ada kasus.
Anies, Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro