Pesawat Adam Air Hilang (Arsip Kompas)
Pesawat AdamAir dengan rute penerbangan Surabaya-Manado jatuh di Selat Makassar, menewaskan 96 orang penumpang dan 6 orang awak. Pesawat hilang sejam setelah terbang. Hanya serpihan-serpihan badan pesawat yang ditemukan.
*Artikel berikut ini pernah terbit di Harian Kompas edisi Selasa, 2 Januari 2007. Kami terbitkan kembali dalam rubrik Arsip Kompas.id mendampingi perilisan Narasi Fakta Terkurasi, aset NFT perdana Harian Kompas.
Jakarta, Kompas -- Pesawat AdamAir rute penerbangan Jakarta-Surabaya-Manado dilaporkan hilang dalam penerbangan Surabaya-Manado. Pesawat dengan nomor penerbangan KI 574 hilang kontak dari pantauan radar, pukul 15.07 waktu Indonesia tengah.
Sampai Selasa pukul 00.00, posisi pesawat dan nasib pilot, kru, dan 96 penumpang masih belum diketahui. Namun, radar milik Singapura menangkap pancaran emergency locator beacon (elba) di Rantepao, Tanatoraja, Sulawesi Selatan, titik koordinat 3.135.257 Lintang Selatan/119.917 Bujur Timur.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Mohammad Iksan Tatang, Senin (1/1) malam, menjelaskan, pesawat dengan Captain Pilot Refri A Widodo dan Kopilot Yoga, berangkat dari Surabaya pukul 12.59. Pesawat diperkirakan sampai di Manado pukul 16.14 Wita.
Baca juga: ”De Javu” 14 Tahun Jatuhnya Adam Air
Akan tetapi, satu jam tujuh menit setelah terbang, pesawat putus kontak dengan rada Air Traffic Centre (ATC) Bandara Makassar, Sulawesi Selatan.
"Pada saat putus kontak, posisi pesawat berada pada 85 mil laut (157,42 kilometer) sebelah barat laut Makassar dengan ketinggian 35.000 kaki (10.668 meter). Kami sudah koordinasi dengan beberapa bandara sekitar, seperti Manado dan Ambon. Namun, sampai tadi malam, belum juga ada pemberitahuan pendaratan pesawat tersebut," ujar Tatang.
Menurut dia, pihaknya juga telah meminta bantuan pilot pesawat lain untuk memonitor keberadaan pesawat AdamAir tersebut, tetapi tetap tidak mendapatkan laporan.
Informasi justru didapat dari ATC Singapura yang menangkap pancaran ELBA. Alat tersebut memancarkan sinyal jika pesawat menyentuh daratan.
"Sampai tadi malam, kami belum bisa memastikan kondisi penumpang, pilot, dan awak pesawat. Kami sudah menugaskan tim penyelamat untuk mencari pesawat di lokasi tersebut," ujar Tatang.
Mengenai penyebab hilangnya pesawat AdamAir, Tatang belum bisa memastikan. "Tapi, jika melihat cuaca, memang sangat buruk. Saat itu, hujan sangat lebat dan ada dorongan angin sekitar 40 knot (74,079 kilometer perjam). Tapi, itu belum bisa dikatakan sebagai faktor penyebab," jelas Tatang.
Selain sudah mengerahkan tim penyelamat ke lokasi yang diperkirakan oleh radar Singapura, Dephub juga telah meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melakukan investigasi.
Direktur Keselamatan dan Keamanan Penerbangan AdamAir Captain Hartono menjelaskan, sebelum berangkat kondisi pesawat dalam keadaan baik dan tidak ada gangguan.
Pesawat Boeing 737-400 buatan tahun 1990 itu melakukan pemeriksaan C-Chek terakhir pada Desember 2005.
Pesawat tersebut sudah terbang selama 45.371 jam dengan 26.725 kali pendaratan. Sementara sertifikat kelayakan pesawat tersebut akan habis pada tanggal 17 Januari 2007.
Pesawat tersebut mengangkut 96 penumpang yang terdiri dari 85 orang dewasa, tujuh anak-anak, dan empat bayi, sedangkan kru pesawat berjumlah empat orang, yakni Felawati, Nining, Dina, dan Ratih.
Hartono menjelaskan, saat terbang, berat kargo yang diangkut pesawat tersebut sebesar 55,5 ton dengan kapasitas bahan bakar cukup untuk penerbangan selama 4 jam 10 menit.
Hartono mengatakan, pihak AdamAir akan bertanggung jawab penuh atas peristiwa ini. "Dalam kesempatan ini, kami juga mengucapkan permohonan maaf sedalam-dalamnya kepada keluarga penumpang," kata Hartono.
Informasi Bandara Makassar
Informasi dari Kantor Administrator Bandara Hasanuddin, Makassar, menyebutkan pesawat tersebut terakhir melakukan kontak dengan Bandara Hasanuddin sekitar pukul 15.00 Wita.
Akan tetapi, setelah melewati Makassar, keberadaan pesawat itu tak diketahui lagi karena sudah tak ada kontak sama sekali.
Airport Duty Manager Bandara Sam Ratulangi Simon Pinaria, semalam, mengatakan, diperkirakan pesawat hilang kontak antara Majene di Sulawesi Barat dan Rantepao di Sulsel.
Baca juga: Sejarah Kecelakaan Pesawat Indonesia
Berdasarkan pancaran elba yang ditangkap pihak Singapura, lokasi itu diperkirakan di sekitar kawasan Rantepao, Kabupaten Tanatoraja, Sulsel. Kawasan itu merupakan dataran tinggi yang dikelilingi pegunungan.
Kemarin, cuaca di Makassar dan sekitarnya dalam keadaan buruk. Hujan turun amat lebat disertai angin kencang. Bahkan sepanjang hari, seperti hari-hari sebelumnya, udara Makassar selalu dalam keadaan gelap.
Sejak pagi hari langit selalu dinaungi awan gelap dan hampir tak terlihat cahaya matahari. Begitu juga cuaca di Manado sejak pagi hari diguyur hujan deras diselingi tiupan angin kencang.
Kepala Hubungan Masyarakat PT Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi Manado Herman mengungkapkan, pesawat AdamAir berangkat dari Surabaya sekitar pukul 12.59 WIB.
Sesuai jadwal, pesawat mendarat di Bandara Sam Ratulangi Manado pukul 16.15. Namun, sampai waktu tersebut, pesawat belum tiba juga karena tidak tertangkap oleh radar di Tower Bandara Sam Ratulangi.
Menurut Herman, pihaknya sudah mengecek ke sejumlah bandara terdekat antara lain Sepinggan Balikpapan, Mutiara Palu, dan Jalaluddin Gorontalo, tetapi tidak mendapat informasi mengenai pesawat tersebut.
"Petugas bandara yang kami hubungi mengatakan tidak ada pesawat AdamAir yang melakukan pendaratan," ujarnya.
Kepala Kantor Administrator Bandara Hasanuddin Arif Mapagiling mengatakan, untuk menemukan jejak pesawat tersebut, diupayakan terus dilakukan pencarian dengan stasiun bandara terdekat seperti Tarakan, Palu, Gorontalo, dan Manado, tetapi belum ada kontak sama sekali.
Baca juga: Jatuh Bangun Penerbangan Komersial Indonesia
Bahkan, dengan bandara-bandara kecil di sekitar lokasi tempat pesawat diperkirakan kehilangan kontak juga dilakukan komunikasi, seperti Bandara Tampak Padang Mamuju, Bandara Pongtiku Tanatoraja, dan Bandara Andi Djemma Luwu Utara.
Namun, hingga semalam, belum diketahui keberadaan pesawat. Komandan Lanud Hasanuddin Makassar Marsekal Pertama Eddy Suyanto mengatakan, upaya pencarian segera dilakukan, tetapi tidak mungkin dilakukan semalam karena kondisi cuaca yang buruk.
Upaya pencarian akan dilakukan hari Selasa pagi ini dengan mengerahkan enam pesawat, yaitu empat heli jenis Puma, satu pesawat jenis Boeing 737-200 Intai, dan sebuah pesawat lainnya yang akan terbang di sekitar dua daerah yang diduga tempat hilangnya pesawat. Selain itu, Polda Sulsel juga mengerahkan dua kompi Brimob dan Polair ke dua lokasi tersebut.
Airport Duty Manager Bandara Juanda Surabaya Mulyono mengatakan, pesawat AdamAir seharusnya tiba di Manado pukul 15.14. Setelah melewati Makassar sekitar pukul 14.25, tidak ada lagi kontak dari pesawat ini.
District Manager PT Adam Sky Connection Airlines Cabang Surabaya Natalia Budiharjo mengatakan, pihak keluarga penumpang sudah dihubungi.
AdamAir juga memfasilitasi keluarga penumpang untuk berangkat ke Makassar sambil menanti hasil pencarian.
Sebelumnya, tanggal 11 Februari 2006, pesawat AdamAir rute Jakarta-Makassar dengan nomor penerbangan KI 728 mendarat darurat di Bandara Tambolaka, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam kejadian tersebut, semua penumpang sebanyak 145 orang dan awak pesawat dilaporkan selamat. Jenis pesawat dalam kejadian itu adalah Boeing 737-300. (DOE/FR/ZAL/SSD/INA/OTW)
Arsip Kompas bagian dari ekshibisi “Indonesia dalam 57 Peristiwa”, 28 Juni 2022.