Peluncuran Palapa Berjalan Sempurna (Arsip Kompas)
Peluncuran Satelit Palapa menghubungkan seluruh Nusantara dengan jaringan telepon, telegram, telex, dan televisi. Tulisan ini terbit di Kompas, 10 Juli 1976.
Oleh
Markus Duan Allo, Dudy Sudibyo
·3 menit baca
*Artikel berikut ini pernah terbit di Harian Kompas edisi 10 Juli 1976. Kami terbitkan kembali dalam rubrik Arsip Kompas.id untuk mendampingi perilisan Narasi Fakta Terkurasi, aset NFT perdana Harian Kompas.
JAKARTA, KOMPAS -- “Semua berjalan dengan sempurna”, kata System Engineer G.M. Weichadle, seorang ahli dari Hughes yang ditempatkan di Stasiun Pengendali Utama Cibinong untuk menangangi pengendalian peluncuran Satelit Palapa Jumat kemarin. Pada saat itu “Palapa” baru sekitar duapuluh menit berada dalam pengawasan Stasiun Pengendali Utama Cibinong. Kontak pertama terjadi jam 07.10, sekitar 40 menit setelah ia diluncurkan dari Cape Canaveral, Amerika Serikat, pada jam 06.30 WIB.
Menteri Perhubungan Emil Salim Jumat pagi itu hadir di Setasiun Pengendali Utama Cibinong untuk mengikuti jalannya peluncuran Palapa di gedung utama. Ruang ini diusahakan bebas debu, tidak semua orang bisa masuk. Menteri Jumat pagi itu diikuti oleh para pejabat Proyek SKSD serta team ahli lainnya. Mereka menyaksikan peluncuran satelit itu lewat televisi berwarna.
Menurut Weischadle, peluncuran berhasil dilakukan dengan sempurna dan sangat kecil kemungkinannya mengalami kegagalan. Demikian pula dalam penembakan apogee yang aka dilakukan jam 12.30 tanggal 13 Juli nanti untuk mengalihkan posisi satelit dari orbit eliptik ke orbit sinkron, risiko gagal sangatlah kecil.
Ia yakin, setelah peluncuran yang berhasil itu dan bila satelit sudah mencapai posisi sinkron pada 83 derajat Bujur Timut, maka pengetesan bisa dilakukan dari Cibinong antara tanggal 16 sampai 19 Juli mendatang. Selanjutnya disusul test komunikasi ke 40 stasiun bumi di seluruh Indonesia.
“Tidak ada sedikitpun yang menyimpang. Benar-benar sempurna!”, komentar konsultan proyek SKSD Collins, yang dihubungi Kompas setelah peluncuran itu berhasil dilaksanakan. Menurut rencana, proyek SKSD akan siap diresmikan sebelum 17 Agustus nanti. Bahkan pada tanggal 16 Agustus direncanakan telah digunakan untuk menyalurkan siaran pidato kenegaraan Presiden Soeharto ke seluruh Indonesia.
Untuk bisa mengcover seluruh Indonesia, satelit Palapa ditempatkan pada ketinggan 36.000 Km pada posisi 83 derajat BT. Kira-kira diatas Sri Langka. Sedang satelit cadangannya (Palapa II) akan ditempatkan pada posisi 7’ derajat Bujur Timur.
Dengan peluncuran kemarin pagi itu, Indonesia merupakan negara ke-4 yang telah memiliki satelit sendiri. Yang pertama adalah Rusia, kemudian Kanada, dan Amerika Serikat. Dalam tahun 1960 menyusul Brazil.
Dalam sambutannya di Cape Canaveral, Dirut Perum Telkom Ir Willy Munandir menyatakan bahwa sistim satelit ini sangat dibutuhkan untuk mempersatukan Indonesia serta untuk memberikan pendidikan pada daerah-daerah terpencil. Indonesia terdiri dari 13.677 pulau dan 5000 pulau diantaranya dihuni oleh 130 juta penduduk. Karenanya kesulitan komunikasi lewat daratan ini dipecahkan dengan sistim satelit itu.
Satelit Palapa mampu mengcover sepertiga belahan bumi, meliputi negara-negara ASEAN, berdaya kerja aktif untuk 7 tahun serta tahan terhadap goncangan da perubahan suhu.
Peluncuran satelit Palapa di Cape Canaveral Jumat pagi itu disaksikan pula oleh 200 orang Indonesia dan tamu. (Mk/Ds/AP)