logo Kompas.id
Arsip KompasUrbanisasi di DKI
Iklan

Urbanisasi di DKI

Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menilai persoalan kependudukan jadi sumber masalah ”keberengsekan” di Jakarta. Salah satu penyebab sulitnya hidup di Jakarta adalah pendatang yang jumlahnya mencapai 70 persen penduduk.

Oleh
· 2 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/kIjv8GrMS4EXcFeUT3qwXfQdous=/1024x631/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2FFC-13101-V-37-SUC036_1582595731.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Suasana arus balik dari luar Jawa menuju Jakarta di pelabuhan Tanjung Priok menggunakan kapal KM Sinabung dari Belawan (Sumatera Utara) dan Batam (Kepulauan Riau). Diperkirakan sebanyak 176.005 pendatang baru masuk ke Jakarta, bersamaan dengan arus balik Lebaran 1421 Hijriyah (H). Foto ini terkait berita Kompas edisi  11 Januari 2001.

DKI Jakarta memang ibarat petromaks yang bersinar terang, membuat laron-laron terbang mendekat. Hingga saat ini, perputaran uang masih 70 persen di Jakarta, dan membuat rakyat berbondong-bondong mengais rezeki di Ibu Kota.

Badan Pusat Statistik mencatat, jumlah penduduk DKI Jakarta tahun 1980 mencapai 6,5 juta jiwa. Dengan rata-rata pertumbuhan 1 persen per tahun, selama 39 tahun kemudian (2019) jumlah penduduk mencapai 10,5 juta jiwa. Jelas, wilayah dan Pemerintah DKI Jakarta menanggung beban berat.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000