Banyak Hilang, Jamak Terbilang
Perum Otorita Jatiluhur menerima bantuan berupa kredit dari Bank Dunia (IBRD) sebanyak 18,5 juta dollar AS dengan masa tenggang 10 tahun.
Jumlah bantuan atau pinjaman Bank Dunia itu sesungguhnya hanyalah separuh dari jumlah biaya yang dibutuhkan. Sisa kebutuhan dengan begitu harus dipikul sendiri oleh pemerintah. Jatiluhur adalah proyek waduk raksasa serbaguna pertama yang dibangun oleh Indonesia. Bendungan itu dirancang untuk pencegahan banjir, pengairan, pembangkit tenaga listrik, persediaan air minum, perikanan, dan pariwisata.
Skala masif dalam berbagai aspek mewarnai bendungan dengan nama resmi Waduk Serba Guna PLTA Ir H Djuanda tersebut. Jatiluhur memerlukan waktu pembangunan 10 tahun sejak dicanangkan oleh Presiden Soekarno pada 1957 hingga diresmikan oleh Pejabat Presiden (saat itu) Soeharto, 26 Agustus 1967.
Dikerjakan lewat kerja sama dengan Pemerintah Perancis, kerja konstruksi Jatiluhur selama satu dekade itu menghabiskan dana 130 juta dollar AS dari kredit Perancis, ditambah dana pemerintah Rp 50 miliar uang lama, plus Rp 500 juta uang baru (Kompas, 28/8/1967). Waduk yang membendung Sungai Citarum itu menjamin ketersediaan air irigasi bagi 240.000 hektar sawah di pesisir utara Jawa Barat.