Prof Sedyatmo. Sedyatmo (1909-1984) dikenang sebagai penemu fondasi cakar ayam. Sepanjang hidupnya, ia melakukan sejumlah inovasi di bidang teknik sipil, termasuk sistem baru jembatan Antareja.
Oleh
Subur Tjahjono
·2 menit baca
Namanya diabadikan sebagai nama jalan tol Bandara Soekarno-Hatta, yaitu Jalan Tol Prof Sedyatmo. Sedyatmo (1909-1984) dikenang sebagai penemu fondasi cakar ayam yang antara lain dipakai di landasan bandara tersebut. Sepanjang hidupnya, ia melakukan sejumlah inovasi di bidang teknik sipil, termasuk sistem baru jembatan Antareja.
Walaupun istilah ”inovasi” belum dipakai dalam pemberitaan tentang kiprah Sedyatmo, insinyur lulusan Sekolah Tinggi Teknik Bandung tahun 1934 itu telah membangun budaya inovasi di bidangnya. Inovasi pertamanya adalah Jembatan Wiroko di Wonogiri, Jawa Tengah, yang dibuatnya tidak lama setelah menjadi insinyur. Jembatan inovasinya yang setebal 8 sentimeter itu lebih tipis dibandingkan dengan tebal jembatan umumnya yang setebal 35 sentimeter.
Inovasi lain yang diberitakan harian Kompas pada 29 Oktober dan 16 November 1966 adalah instalasi turbin pompa air hidraulis Bendungan Curug, Proyek Serba Guna Jatiluhur, Jawa Barat. Pompa air di Sungai Citarum itu tercatat sebagai pompa air hidraulis terbesar di dunia pada saat itu. Berkat pompanya, 80.000 hektar sawah dapat diairi dan petani dapat panen dua kali setahun.
Tuhan merupakan insinyur yang paling pandai di dunia ini.
Inovasi yang membuat namanya makin terkenal di dunia adalah konstruksi fondasi cakar ayam. Ide membuat konstruksi fondasi cakar ayam muncul ketika sedang bersantai di Cilincing, Jakarta Utara, melihat pohon kelapa yang sedang tertiup angin.
Dalam wawancaranya dengan harian Kompas yang dimuat 8 Oktober 1978, Sedyatmo dengan rendah hati mengatakan bahwa semua penemuannya itu adalah berkat Tuhan. ”Tuhan merupakan insinyur yang paling pandai di dunia ini,” ujarnya.