Pada awal tahun 1970, Perusahaan Negara (PN) Pos dan Giro meluncurkan mobil pos keliling. Pengoperasian mobil VW Combi ini untuk melayani masyarakat terhadap kebutuhan benda-benda pos, seperti prangko dan meterai, karena jumlah kantor pos masih terbatas. VW Combi ini pun rutin mangkal di beberapa titik yang jauh dari kantor pos.
Di Jakarta, misalnya, mobil pos ini mangkal di daerah pinggiran Jakarta saat itu, seperti Rawamangun, Pulogadung, Cijantung, Cibubur, Pondok Pinang, Mangga Besar, dan Glodok. Mobil ini mangkal di satu titik, tiga kali dalam seminggu, misalnya Senin, Rabu, dan Jumat, masing-masing dua jam.
Selain memperbanyak mobil pos keliling, PN Pos dan Giro juga menambah jumlah kantor pos dan bus surat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Di Jakarta, misalnya, pada 1972 dibangun enam kantor pos tambahan di Kecamatan Tanah Abang, Senen, Pulogadung, Cempaka Putih, Cipinang Jaya, dan Kebon Jeruk. Selain itu, bus surat juga ditambah dari 105 unit yang tersebar di sejumlah lokasi menjadi 173 unit bus surat yang tersebar di sejumlah wilayah Jakarta.
Mobil ini mangkal di satu titik, tiga kali dalam seminggu, misalnya Senin, Rabu, dan Jumat, masing-masing dua jam.
Meskipun bus surat dan mobil pos keliling sudah ditambah, antrean warga untuk mendapat layanan pos di sejumlah kantor pos tetap saja tinggi. Maklum saja, jasa layanan pos, termasuk pengiriman surat kilat, surat tercatat, pengiriman barang dan wesel pos, masih menjadi andalan masyarakat saat itu, tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di sejumlah daerah.
Sebagai gambaran, di Kantor Pos dan Giro Besar Padang, setiap hari ada sekitar 20.000 surat yang diterima dan dikirim dari sejumlah daerah di Indonesia (Kompas, 6 Oktober 1970). Adapun wesel pos yang dikirim pada Agustus 1970 tercatat 2.799 wesel pos, sedangkan yang diterima kantor pos itu 3.312 wesel pos.
Kini di tengah gempuran internet, PN Pos dan Giro yang berubah nama menjadi PT Pos Indonesia terus berinovasi. Tidak dengan menambah jumlah mobil pos keliling, tetapi mengembangkan jasa pengiriman barang dan logistik serta layanan keuangan. (THY)