Film komedi dan horor terbukti menjadi film yang banyak ditonton di Indonesia di berbagai era. Pada 1972, film komedi Bing Slamet Setan Jalanan menjadi film terlaris di Jakarta yang ditonton 240.000 orang.
Film ini dibintangi Kwartet Jaya, yaitu Bing Slamet, Iskak, Ateng, dan Eddy Sud. Adapun film horor Beranak dalam Kubur yang dibintangi Suzanna disaksikan 180.000 penonton. Film laris ketiga adalah roman Bengawan Solo yang poster dan foto-foto iklannya boleh dibilang cukup menantang.
Selanjutnya film komedi dengan maskot Bing Slamet bermunculan setiap tahun. Tersebutlah Bing Slamet Sibuk, Bing Slamet Dukun Palsu, dan Bing Slamet Koboi Cengeng.
Sepeninggal Bing Slamet pada 1974, film komedi dari Kwartet Jaya terus berlanjut dengan maskot Ateng. Muncul film seperti Ateng Minta Kawin (1974), Ateng Mata Keranjang (1975), dan Ateng Sok Tahu (1976).
Masuk era 1980, film komedi tetap laku. Film Mana Tahan dari Warkop DKI (Dono Kasino Indro) tercatat sebagai film terlaris II di Jakarta tahun 1980 dengan 400.816 penonton. Selanjutnya, Warkop laris dengan film seperti Gengsi Dong (1980), Dongkrak Antik (1982), dan Maju Kena Mundur Kena (1983).
Demikian pula Suzanna laris dengan film horor dan roman. Suzanna meramaikan bioskop dengan film ”panas”, seperti Bernafas dalam Lumpur (1970) yang disutradarai Turino Djunaidy.
Selanjutnya ia membintangi film laris Bumi Makin Panas (1973) dan Nafsu Gila (1974). Era 1980, Suzanna boleh dibilang meratui film horor dengan film jenisnya Malam Jumat Kliwon, Sundel Bolong, sampai Nyi Blorong.
Begitu melegendanya Suzanna dalam film horor, sampai-sampai Soraya Intercines Film ”menghadirkan” ketokohan Suzanna dalam film horor Suzanna Bernapas dalam Kubur.
Judul mengingatkan pada dua film terkenal Suzanna, Bernafas dalam Lumpur dan Beranak dalam Kubur. Film yang disutradarai Rocky Soraya dan Anggy Umbara ini dibintangi Luna Maya yang dalam film tersebut wajahnya mirip Suzanna. (XAR)