Penghargaan Magsaysay untuk bidang sastra dan jurnalistik itu diumumkan pada tahun 1958, tetapi baru diterima Mochtar Lubis pada 1966. Pemimpin Redaksi Indonesia Raya itu pada tahun 1958 sedang berada dalam tahanan rumah. Koran yang dipimpinnya itu dihentikan penerbitannya pada 1958.
Dewan Pengawas Yayasan Ramon Magsaysay di Manila, Filipina, mengatakan bahwa penghargaan itu merupakan pengakuan atas sumbangan berani dan konstruktif dari Mochtar Lubis untuk jurnalistik sebagai kekuatan yang berguna bagi masyarakat.
Mochtar Lubis (1922-2004) dalam pidato balasan mengatakan, penghargaan itu bukanlah semata untuk dirinya sendiri, melainkan bagi semua wartawan di Tanah Air yang sudah sedemikian lama menderita.
Ramon del Fierro Magsaysay (1907-1957) adalah presiden ketujuh Filipina yang meninggal akibat kecelakaan pesawat pada 1957.
Selanjutnya, Mochtar Lubis, yang berangkat ke Manila bersama sang istri, mengalihkan pandangan kepada istrinya. ”Ia juga turut menderita, tetapi tetap menaruh keyakinan kepada saya. Ia telah mendapatkan kekuatan dan ketenangan dari kepercayaan serta keyakinan yang ditunjukkan Anda sekalian,” kata Mochtar Lubis yang ditahan selama 9 tahun.
”Dari balik dinding penjara, saya mengikuti perkembangan ini dengan kekhawatiran, tetapi juga dengan keyakinan kuat bahwa semangat kebebasan yang membakar rakyat Indonesia semasa revolusi tahun 1945 tidak akan melemah dan mati,” katanya.
Karya Mochtar Lubis sempat dilarang pemerintah. Setelah bebas dari tahanan, pemerintah mencabut pelarangan karyanya, seperti Jalan Tak ada Ujung, Tanah Gersang, serta Pers dan Wartawan. (XAR)