Presiden Soeharto pada Minggu (8/6/1969) merayakan ulang tahun yang ke-48. Tahun yang lalu ulang tahun Presiden Soeharto hanya dirayakan di antara keluarga dan beberapa wartawan saja. Namun, tahun ini banyak sekali tamu-tamu yang datang mengucapkan selamat, di antaranya Menteri Luar Negeri Adam Malik.
Tumpeng dan Sambal Terasi di Ultah Soeharto
Presiden Soeharto lahir pada 8 Juni 1921. Andai masih hidup, tahun ini usianya 97 tahun. Bulan Juni terkesan sebagai ”bulan ulang tahun presiden”. Dari tujuh presiden Indonesia, empat presiden di antaranya berulang tahun pada bulan Juni. Presiden Soekarno pada 6 Juni, Presiden Soeharto pada 8 Juni, Presiden BJ Habibie pada 25 Juni, dan Presiden Joko Widodo pada 21 Juni. Kompas (9/6/1969) pernah memberitakan perayaan ulang tahun Soeharto yang ke-48 pada tahun 1969.
Perayaan ulang tahun yang ke-48 itu agak berbeda dengan tahun sebelumnya, yang biasanya hanya dilakukan di
dalam lingkungan keluarga dan beberapa wartawan. Tahun 1969 rupanya banyak tamu yang datang ke kediaman Presiden Soeharto di Cendana. Para tetamu itu datang memberikan ucapan selamat meski pihak keluarga
tidak mengirimkan undangan. Namanya juga presiden, banyak ”anak buah” yang datang memberikan ucapan selamat. Di antara tetamu tampak Menteri Luar Negeri Adam Malik, Menteri Kehakiman Oemar Senoadji, Menteri Agama Moh Dahlan, Panglima Angkatan Kepolisian Inspektur Jenderal Hoegeng, dan banyak tamu sekelas direktur jenderal.
Pada Minggu pagi itu suasana rumah di Cendana tampak ramai. Presiden Soeharto akrab berbincang-bincang dengan para tamu. Presiden Soeharto duduk bercakap-cakap dengan Adam Malik dan Hoegeng di ruang depan. Tetamu lain memenuhi ruangan tengah, ruangan belakang, dan serambi samping ”istana” Cendana. Para tetamu pun menikmati hidangan ulang tahun berupa nasi tumpeng dengan lauk ayam goreng, sate jagung, sambal goreng ati, sambal terasi, dan lalapan.
Kalau tahun 1969 Presiden Soeharto berusia 48 tahun, berarti saat diangkat sebagai orang nomor satu di republik ini usianya baru 46 tahun. Tentu saja usia yang masih
muda saat memimpin negeri ini. Hanya terpaut dua tahun dengan Presiden Soekarno yang saat menjadi presiden
pada 1945 berusia 44 tahun. Panggung politik negara memang terasa lebih segar dengan jiwa-jiwa muda, lebih energik. Lalu, kalau panggung politik sekarang suram, apakah karena banyak dipenuhi politikus (bermental) tua? Bisa jadi, sih. (SSD)