logo Kompas.id
Analisis PolitikKembali ke Fitrah Perdamaian
Iklan

Kembali ke Fitrah Perdamaian

Perang atau aksi kekerasan bukanlah fitrah manusia. Fitrah manusia adalah perdamaian dan kerukunan. Idul Fitri sejatinya dijadikan untuk mengukuhkan sekaligus mempermanenkan perdamaian.

Oleh
HASIBULLAH SATRAWI
· 6 menit baca
Ilustrasi
SUPRIYANTO

Ilustrasi

Secara kebahasaan, ’idul fitri merupakan bahasa Arab yang bisa bermakna hari raya Fitri atau lebih sering diterjamahkan dengan istilah hari raya Idul Fitri. ’Idun dalam bahasa Arab bermakna hari raya atau perayaan, bisa juga bermakna kembali. Sementara fitri bermakna fitrah, bisa juga bermakna makan (tidak puasa). Dengan demikian, Idul Fitri mengandung dimensi kembali ke fitrah dan tidak hanya sekadar makan-makan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fitrah memiliki arti sifat asal, kesucian, bakat, dan pembawaan. Kembali ke fitrah berarti kembali pada sifat asal, kesucian, bakat, dan pembawaan manusia yang berlaku universal. Dalam hadis yang sangat terkenal, Baginda Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa setiap manusia terlahir dalam keadaan fitrah (kullu mauludin yuladu alal fithrati). Mungkin karena faktor ini, perayaan Idul Fitri yang berkembang di Indonesia sarat dengan budaya saling mengunjungi serta saling bermaaf-maafan yang dikenal dengan istilah halalbihalal.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000