logo Kompas.id
Taja“Tour Leader” Harus Kreatif...

“Tour Leader” Harus Kreatif dan Terus Berinovasi

Pariwisata menjadi salah satu sektor yang sangat terdampak pandemi Covid-19. Hal ini tentu sangat berpengaruh dan menjadi tantangan yang tidak mudah bagi mereka yang berprofesi sebagai pemandu wisata atau tour leader.

Indonesia Tour Leader Association (ITLA)
Artikel ini merupakan kerja sama antara harian Kompas dan Indonesia Tour Leader Association (ITLA).
· 4 menit baca

Pariwisata menjadi salah satu sektor yang sangat terdampak pandemi Covid-19. Hal ini tentu sangat berpengaruh dan menjadi tantangan yang tidak mudah bagi mereka yang berprofesi sebagai pemandu wisata atau tour leader. Mereka harus kreatif dan terus berinovasi dalam menghadapinya.

Hal tersebut menjadi perbincangan hangat dalam diskusi daring Tour Leaders Talk, Rabu (1/9/2021).

Hadir sebagai narasumber di antaranya Ketua Umum Indonesia Tour Leader Association (ITLA) Tetty Ariyanto, founder Face2Face Jonny Ivo Kwok, pemilik Stella Kwarta Wisata Aldo R Koeswara, Ketua Umum Ketua Umum Forum Travel Partner Indonesia (FTPI) Edy Hamdi, serta founder ITLA dan Indonesian Tour Leader’s Forum (ITLF) Herry Marhono. Acara ini dimoderatori oleh Priyadi Abadi (Founder & Chairman Indonesia Islamic Travel Communication Forum/ IITCF).

https://cdn-assetd.kompas.id/AXa-7oUUPZKmUv_LAirftDr6XaM=/1024x549/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F0809-TOUR-LEADER-feat_taja-720x386.jpg

“Kita tidak dapat meraih sukses dengan cara instan. Sukses itu harus dirancang, didesain sedemikian rupa. Dari pengalaman saya bekerja di sejumlah tempat, mulai dari penerbangan hingga biro perjalanan, ternyata manajemen menjadi bekal yang sangat berharga. Sebagai tour leader, yang utama adalah bagaimana kita bisa mengelola. Industri pariwisata merupakan sektor yang akan tetap eksis pada masa depan. Oleh karena itu, saya ingin mengajak teman-teman tour leader untuk terus-menerus mengasah ilmu,” ujar Tetty.

Ciptakan inovasi

Tetty kembali menegaskan kepada para tour leader agar mulai sekarang dapat semakin giat menciptakan inovasi dan kreativitas yang dapat menopang profesi ini. Ia juga memaparkan, ITLA telah memiliki inovasi berupa platform digital Rumah Pintar ITLA yang dapat dijadikan salah satu sarana belajar daring yang menyenangkan bagi tour leader.

Melalui metode pembelajaran secara digital tersebut, para trainer dapat semakin mudah saat ingin merencanakan silabus ataupun membuat konten pembelajaran daring. Dengan memanfaatkan konten digital, pelatihan dapat tersaji dengan menarik dan interaktif.

“Para tour leader harus masuk ke ruang digital dan beradaptasi serta berdamai dengan pandemi Covid-19. Belajar digital tidak peduli usia. Oleh sebab itu, persiapkan untuk go digital. Yang dapat beradaptasi dan kreatif itulah yang bisa survive dalam menghadapi tantangan di tengah pandemi ini,” tegas Tetty.

https://cdn-assetd.kompas.id/C1K3Z43GVnz9lf0HK5Hg3_hI-ng=/1024x549/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F0809-TOUR-LEADERTAJA-720x386.jpg

Hal tersebut juga ditegaskan Herry yang juga merupakan pelopor virtual travel mart, platform digital yang baru pertama kali diadakan karena pandemi Covid-19 yang membuat kegiatan secara langsung tak dapat dilakukan.

“Di tengah pandemi ini, kita harus go digital. makanya kami mempersembahkan first Virtual Travel Mart. Kita harus bisa melakukan metamorfosis atau perubahan-perubahan yang dapat membantu penyelenggaraan adventure Virtual Travel Mart kian menarik. Misalnya dengan menyediakan video teaser sebelum acara dimulai. Semoga ini menjadi inspirasi bagi teman-teman semua. Dengan upaya tersebut saya yakin akan membuat kita semakin confident,” kata Herry.

Semakin kreatif

Sementara itu, Jonny mengatakan, di tengah pandemi ini, isolasi dan karantina menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi. Meski demikian, ia mengajak agar para tour leader tetap menyiapkan dokumen penting seperti visa dan semakin kreatif sebagai persiapan untuk menyambut geliat pariwisata ke depannya.

“Grup-grup kecil saat ini mungkin sudah bisa berjalan. Harga tur akan lebih mahal tidak seperti sebelumnya karena sekarang ini biasanya sudah termasuk biaya karantina maupun tes PCR. Dan, jangan lupa, di tengah digitalisasi ini, belajarlah dengan kaum milenial. Jangan gengsi belajar bagaimana membuka toko daring,” papar pria yang akrab disapa Ivo tersebut.

Aldo tak menampik, pandemi Covid-19 menjadi tamparan keras bagi industri tur dan travel, termasuk ziarah rohani. “Kita tahu, hampir semua klien ziarah rohani umumnya memiliki umur yang tidak muda lagi. Tentu tur mereka turut tertunda karena kondisi khusus dan harus dijaga. Meski demikian, klien-klien kami masih sangat rindu dengan wisata rohani.”

Ziarah virtual

Menjawab tantangan ini, Aldo terus berinovasi dengan menghadirkan tur ziarah secara virtual melalui platform media sosial. “Kami mulai membuat banyak kegiatan konsisten untuk tur virtual, sambutannya positif, baik bagi mereka yang sudah pernah mengunjungi obyek tersebut maupun belum. Kami optimistis, orang berlibur, termasuk ziarah, masih sangat besar.”

Sementara itu, Edy menjelaskan, terdapat sejumlah perkembangan, yang tadinya travel umrah dan haji, saat ini sudah mulai wisata ke sejumlah negara-negara di Eropa dan Amerika. “Makanya kami terus belajar. Pandemi ini adalah ujian buat kita semua. Namun, kita harus optimistis dan berpikir kritis karena selama ada kehidupan di bumi, pariwisata tidak akan pernah mati,” pungkas Edy.

Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000