Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Mimika melalui Peternakan
Kabupaten Mimika di Provinsi Papua memiliki potensi peternakan yang cukup besar. Selain meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, peternakan nantinya juga dapat menjadi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak terbarukan.
Jumlah penduduk Kabupaten Mimika sekitar 220 ribu jiwa. Menilik potensi peternakan ayam, jika 1 orang mengonsumsi 1 butir telur setiap hari, dibutuhkan 220 ribu butir telur. Belum lagi kebutuhan karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berjumlah sekitar 30 ribu orang.
Saat ini, produksi telur di Mimika masih jauh dari kebutuhan tersebut. Yayasan Jayasakti Mandiri (YJM) selaku UKM binaan PTFI, misalnya, baru menghasilkan 60 ribu butir telur.
“Dengan melihat kondisi itu, masih luas peluang usaha ternak ayam petelur di Mimika. Ditambah lagi, Mimika merupakan daerah pendukung daerah lain. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan dan sudah pasti, telur-telur ini bisa dikirimkan ke daerah tersebut. Dengan demikian, begitu besarnya potensi bisnis telur di Mimika,” terang Manager Community Economy Development PTFI Yohanes Bewahan.
Pemberdayaan masyarakat
Peternakan ayam merupakan salah satu upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat yang didukung PTFI. Sejumlah upaya lain telah dicoba, di antaranya pertanian tradisional maupun modern yang meliputi green house (hidroponik) maupun konvensional, yakni menggunakan pekarangan rumah, tetapi belum maksimal membantu meningkatkan ekonomi masyarakat. Akhirnya, peternakan ayam, baik petelur maupun pedaging, menjadi pilihan.
Namun, peternakan ayam juga bukannya tanpa kendala. Upaya yang telah dilakukan sejak 2004 ini antara lain masih terkendala pasar yang tidak terbuka. Sementara itu, dari sisi bisnis, tantangan yang dihadapi antara lain kelebihan tenaga manusia (over manpower) dibandingkan dengan ketersediaan infrastruktur. Selain itu, ada pula masalah sosial-budaya dan lahan usaha yang terbatas.
PTFI melalui YJM mendukung upaya tersebut berupa bantuan modal untuk manpower dan pakan dan sapronak. Tidak ketinggalan juga tenaga ahli PTFI untuk membantu dari sisi bisnis.
Beberapa waktu lalu, misalnya, YJM menggelar sosialisasi dan rencana kerja sama usaha peternakan. Dihadiri pengusaha peternak lokal yang tersebar di Kabupaten Mimika, yang menjadi vendor YJM, pertemuan tersebut menjadi ajang untuk mengidentifikasi kerja sama yang saling menguntungkan antara YJM dan pengusaha.
Menurut Yohanes Bewahan, YJM bekerja sama dengan 60 persen peternak di seluruh Timika. Kontribusi YJM dibutuhkan agar produk peternak bisa diserap.
Ketua YJM Devia Mom dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, pertemuan tersebut penting bagi masyarakat yang bergerak pada bisnis pakan ternak ayam petelur. "Para peternak ayam petelur lokal ini sebagai perintis dalam pengembangan usaha bisnis telur di Mimika. Oleh karena itu, perlu dorongan yang harus diberikan agar para peternak ini termotivasi untuk lebih mengembangkan usahanya," papar Devia.
Apalagi, Devia menambahkan, kebutuhan telur ini tidak hanya di Mimika, tetapi juga di daerah lain, di antaranya Asmat, Yahukimo, dan Deiay.
Sementara itu, Kepala Seksi Sumber Daya Peternakan pada Dinas Peternakan Kabupaten Mimika Mery Wakum mengatakan, pemenuhan kebutuhan protein hewani dari produk unggas harus diimbangi dengan peningkatan populasi ternak unggas. Tantangan yang dihadapi antara lain ketersediaan pakan dan kesehatan ternak.
Terkait hal itu, beberapa waktu lalu juga PTFI dan YJM menggelar workshop peternakan tentang Hambatan dan Tantangan Agribisnis Unggas di Kabupaten Mimika. Workshop ini membantu para pengusaha ternak binaan PTFI semakin paham tentang cara berternak yang baik. Workshop menghadirkan narasumber dari pabrik pakan ternak terbesar di Jawa Timur yaitu Japfa Commfeed.
Berkat dukungan tersebut, terlihat dalam empat tahun belakangan ini usaha peternakan ayam di Mimika mengalami kemajuan signifikan dan terus melakukan pembenahan untuk proses kemandirian. [*]