logo Kompas.id
TajaMereka Alasan Bertemu

Mereka Alasan Bertemu

Menuju pertengahan rangkaian FKY 2021 Mereka Rekam, hadir program Pertunjukan Highlight yang berangkat dari fungsi pertunjukan sebagai hiburan sekaligus memiliki muatan informasi dan pengetahuan.

Festival Kebudayaan Yogyakarta 2021
Artikel ini merupakan kerja sama antara harian Kompas dan Festival Kebudayaan Yogyakarta 2021.
· 3 menit baca

Menuju pertengahan rangkaian FKY 2021 Mereka Rekam, hadir program Pertunjukan Highlight yang berangkat dari fungsi pertunjukan sebagai hiburan sekaligus memiliki muatan informasi dan pengetahuan. Pertunjukan musik Alasan Bertemu hadir dengan menitik beratkan pada komunitas sebagai semangat keberdayaan. Sebagai sebuah pencatatan, penting untuk melihat budaya musik di luar genre yang saat ini terus muncul dan berkembang. Dalam konteks Yogyakarta, komunitas/grup menjadi bagian yang merepresentasi perkembangan dan catatan atas musik itu sendiri.

Yogyakarta menjadi penyumbang khazanah yang cukup signifikan dalam perkembangan musik populer di Indonesia. Karakter khas yang ditawarkan berbagai musik populer di Yogyakarta adalah kemunculannya sebagian besar berasal dari komunitas yang akrab dengan disiplin seni lainnya. Sejarah mencatat bahwa Yogyakarta telah menjadi ruang pertemuan ragam budaya. Karakter luwes dan terbuka terhadap pertemuan ragam budaya ini terus bertahan hingga saat ini.

https://cdn-assetd.kompas.id/V9f62m1UWC-SlIC50cdhgG-fpow=/1024x549/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F2509-FKY_ALAMANDA-MUSIK-CORNER-720x386.jpg
Kompas

Alamanda Music Corner.

Banyak komunitas/grup musik yang cenderung berkumpul di studio musik. Band dekade 1990-an tentunya akan akrab dengan keberadaan studio Alamanda atau sebelumnya bernama studio Batas. Studio legendaris ini adalah cikal bakal kehadiran komunitas Alamanda Music Corner. Komunitas Alamanda merupakan komunitas yang telah melahirkan banyak musisi di Yogyakarta, baik grup maupun individu. Beberapa dari mereka saat ini mungkin tak asing lagi di telinga kita, seperti Sheila On 7, Jikustik, Endank Soekamti, dan The Rain. Beberapa nama tersebut bahkan memiliki pengaruh pada ranah musik dan industri secara nasional.

https://cdn-assetd.kompas.id/4hERJqoo9zGMzn0YqoHrjeSaEtE=/1024x549/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F2509-FKY__IGUNBOY-720x386.jpg
Kompas

Igun Boi Mondayz.

Dalam pertunjukan musik kali ini, musisi komunitas Alamanda akan berkolaborasi dengan band anak Yogyakarta, The Beast Kidz dalam lagu “Kunang-Kunang” yang dipopulerkan oleh Es Nanas. Kolaborasi ini sebagai salah satu tujuan memberi ruang percakapan antargenerasi dan imajinasi tentang masa depan. Terlebih, menilik kembali tujuan FKY 2021 untuk tidak hanya memberi peluang dan ruang bagi anak-anak sebagai obyek, tetapi juga menjadi subyek yang berperan aktif dalam perkembangan kebudayaan Yogyakarta, dalam hal ini melalui ranah musik.

https://cdn-assetd.kompas.id/Vx7w2IiKRJTUAW33YK6P4fVHN9o=/1024x549/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F2509-FKY__TOMO-WIDAYAT-720x386.jpg
Kompas

Tomo Widayat.

Pertunjukan kali ini juga akan menampilkan pertautan antara musik dan sastra sebagai unsur yang lekat terhadapnya. Gunawan Maryanto mengubah syair atau lirik lagu yang diciptakan lahir dari berbagai grup musik dalam komunitas Alamanda melalui pendekatan sastra. Gunawan Maryanto merupakan salah satu seniman Yogyakarta yang telah bergerak di banyak bidang seni, seperti sastra, teater, dan musik. Lirik lagu “Untuk Dikenang” (Pongki Barata) dan “Ketidakwarasan Padaku” (Eross Candra) disikapi dan dibaca sebagai bait puisi. Lirik lagu yang dibacakan dalam kerangka sastra dan kekuatan olah watak dari Gunawan Maryanto akan menjadi presentasi catatan atas lirik musik yang menarik.

https://cdn-assetd.kompas.id/2ec3NyhaSCRR3UBZuJi9H_BacwU=/1024x549/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F2509-FKY_DORY-SOEKAMTI-BRIAN-AZHAR-BAYU-MONDAYZ-720x386.jpg
Kompas

Dory Soekamti, Brian Azhar, Bayu Mondayz.

Total akan ada sembilan lagu pilihan dari Alamanda Music Corner yang dimainkan. Selain ketiga lagu di atas, kita juga akan melihat dan mendengarkan para musisi berkolaborasi dalam lagu “Planet Z” dan “Lebah” (I Hate Mondayz), “Setengah Mati” (BRE), “Untuk Dikenang-Pandangi Langit Malam Ini” (Jikustik), “Dengar Bisikku” (The Rain), serta tak ketinggalan “Bintang Jatuhku” (Endank Soekamti). Sebagai penutup, tembang “Alasan Bertemu” yang telah dipopulerkan oleh The Alamanders akan dimainkan oleh semua musisi yang terlibat, di antaranya ada Eross Candra, Pongki Barata, Icha Mirza Hakim, Taka Bre, Igun Boi, Sandy Newdays, Rachel Vla, Indra Prasta, Dory Soekamti, Tony Soekamti, Brian Azhar, Ferry Efka, Bayu Mondayz, serta Tomo Widayat. [AYA]

Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000