logo Kompas.id
Taja3 Hal Sederhana Belajar...

3 Hal Sederhana Belajar Literasi Keuangan

Memiliki literasi keuangan yang baik tidak hanya tentang mengelola keuangan untuk saat ini, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang. Tigal hal sederhana ini dapat dijadikan bekal belajar literasi keuangan

Sampoerna University
Artikel ini merupakan kerja sama antara harian Kompas dan Sampoerna University.
· 5 menit baca
3 Hal Sederhana Belajar Literasi Keuangan
Kompas

Ilustrasi mahasiswa

Memiliki literasi keuangan yang baik tidak hanya tentang mengelola keuangan untuk saat ini, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang.

Literasi keuangan juga disebut sebagai fondasi hubungan dengan dunia keuangan yang dapat dipelajari dalam jangka panjang. Literasi keuangan yang baik dapat menuntun kita agar memiliki spending behavior atau perilaku belanja yang terkendali. Selain itu, kita pun dapat menyelesaikan masalah keuangan yang mungkin terjadi di kemudian hari.

Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mempelajari literasi keuangan sedini mungkin. Berikut ini tiga hal sederhana yang bisa dicoba untuk belajar literasi keuangan.

Buat tujuan keuangan

Tujuan keuangan merupakan sebuah target finansial yang ingin dicapai, seperti pendidikan, jalan-jalan, dan kepemilikan benda berharga dalam jangka waktu tertentu. Contohnya, memiliki kendaraan sendiri setelah menabung selama 5 tahun atau memiliki rumah saat berusia 25 atau 30 tahun.

Untuk meraih target itu, kita harus mengelola keuangan sebaik mungkin. Seperti, menetapkan bujet untuk kebutuhan pokok dan menentukan dana yang harus ditabung setiap bulan. Oleh karena itu, sebaiknya tetapkan goals yang ingin dicapai dengan jelas.

Tak hanya itu, kita juga harus rajin memantau progresnya secara berkala agar dapat segera mengetahui jika terdapat masalah yang menghambat.

Rencanakan keuangan

Setelah memiliki tujuan keuangan, selanjutnya kita dapat mulai mewujudkannya dengan mengatur perencanaan keuangan setiap bulan. Salah satu metode perencanaan keuangan yang cukup mudah diikuti adalah metode 50-30-20.

Metode tersebut akan mengalokasikan keuangan ke dalam 3 pos berbeda, yakni 50 persen untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk memenuhi keinginan pribadi, dan 20 persen untuk tabungan.

Untuk pos kebutuhan pokok, kita dapat menulis berbagai kebutuhan dan pengeluaran rutin setiap bulan, seperti biaya makan, pulsa ponsel, biaya transportasi, dan obat-obatan.

Selanjutnya, sisihkan 30 persen untuk hal-hal yang kit inginkan, seperti berlangganan streaming film, nonton di bioskop, dan membeli baju baru. Sedangkan 20 persen terakhir bisa digunakan untuk tabungan atau dana darurat.

Perlu diperhatikan, kita juga perlu memasukan dana darurat ke dalam perencanaan keuangan setiap bulan untuk melindungi kondisi keuangan ketika terjadi hal-hal tak terduga.  Agar perencanaan keuangan tidak meleset, kita harus benar-benar disiplin dan berkomitmen menjalankannya.

Menabung atau berinvestasi

Setelah seluruh kebutuhan, pengeluaran, dan dana darurat terpenuhi, kita dapta menggunakan sisa uang bulanan untuk menabung atau berinvestasi.

Untuk membentuk kebiasaan menabung, mulailah menabung untuk hal-hal yang disukai. Misalnya, menabung untuk membeli barang idaman atau berwisata. Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan sisa uang bulanan untuk berinvestasi.

Namun, jika masih pemula dan belum mengetahui lebih dalam tentang investasi, kita perlu mengeksplorasi ragam dan jenis investasi yang sesuai. Beberapa instrumen investasi yang cocok bagi pemula dan memiliki profil risiko cenderung rendah adalah emas, deposito, dan obligasi.

Itulah tiga cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk belajar literasi keuangan. Memang, literasi keuangan bukan hal mudah dipahami dalam waktu singkat. Namun, kita dapat selalu meningkatkan ilmu terkait finansial.

Bagi kamu yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut mengenai dunia keuangan, bisa mendalaminya melalui pendidikan formal. Terdapat sejumlah sekolah yang menawarkan program pendidikan keuangan berkualitas, salah satunya Program Studi (Prodi) Perbankan dan Keuangan (Banking and Finance) di Fakultas Bisnis Sampoerna University.

Konsentrasi pembelajaran prodi tersebut adalah untuk mengembangkan kemampuan literasi keuangan mahasiswa. Tak hanya di dunia perbankan, tetapi juga tentang mengelola uang di lembaga investasi, memperoleh berbagai jenis pembiayaan, serta menilai kebutuhan keuangan individu dan perusahaan.

Prodi tersebut mengadopsi kurikulum internasional dan pembelajaran berbasis kasus nyata. Salah satu mata kuliah yang ditawarkan adalah Portfolio Theory and Analysis yang mengajarkan mahasiswa tentang dunia pasar modal dan instrumen investasi.

Mata kuliah tersebut berfokus pada pengenalan konsep dan metode investasi, termasuk analisis dan penilaian saham, obligasi, reksa dana, serta opsi saham. Selain di bidang saham, mahasiswa juga diajarkan tentang investasi di dunia properti yang belakangan menjadi tren karena dianggap menjanjikan.

Hal itu dapat dipelajari oleh mahasiswa melalui mata kuliah Real Estate Finance and Investment yang dikembangkan Sampoerna University bersama University of Arizona. Selain melalui pembelajaran formal, mahasiswa juga bisa bergabung dengan klub universitas, yakni Sampoerna Young Investor Club (SYIC), yang menitikberatkan pada pemahaman investasi di pasar modal.

SYIC bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menghadirkan pembahasan mendalam. Klub ini bisa diikuti oleh seluruh mahasiswa dari jurusan mana pun.

Ketua Program Studi Management Sampoerna University sekaligus Pembimbing SYIC Pananda Pasaribu PhD mengatakan, kemampuan riset, berpikir kritis, dan self-learner mahasiswa dilatih selama mengikuti kegiatan di SYIC. Hal ini membuka kesempatan bagi anggota SYIC mampu menganalisis setiap sektor yang ada di pasar modal.

“Hasil riset akan dibagikan setiap Jumat setelah pasar modal tutup dan menjadi bahan diskusi bersama para anggota (klub). Dengan demikian, pembelajaran tidak selesai di kelas sehingga mahasiswa dapat terus mengasah ilmu dan kemampuannya dalam bidang investasi keuangan,” jelas Pananda.

Untuk diketahui, SYIC memiliki kegiatan utama yang disebut Sekolah Pasar Modal (SPM) serta kelas edukasi lainnya. Kegiatan ini melibatkan BEI, Mirae Asset, dan lembaga keuangan global terkemuka lainnya.

SPM sendiri merupakan program edukasi dan sosialisasi pasar modal yang diadakan untuk memberikan wadah bagi mahasiswa dalam menambah pengetahuan dan menerapkan kompetensi investasi saham dan reksa dana.

Informasi lebih lanjut tentang Sampoerna University dan SYIC, kunjungi website dan media sosial Sampoerna University. [*]

Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000