logo Kompas.id
Taja11 Tahun Perjalanan NusantaRun...

11 Tahun Perjalanan NusantaRun di Pulau Jawa Berakhir di Banyuwangi

NusantaRun
Artikel ini merupakan kerja sama antara harian Kompas dan NusantaRun.
· 5 menit baca
NusantaRun Chapter 11 : Final Java Series
KOMPAS

NusantaRun Chapter 11 : Final Java Series. Foto-foto: Dok. NusantaRun

Waktu sudah mendekati pukul 19.00 WIB di Jumat (1/12/2023). Sebanyak 16 pelari bersiap untuk start dari Pendopo Arya Wiraraja, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Mereka siap berlari sepanjang 170 kilometer dalam NusantaRun, sebuah event lari ultra marathon.

Sementara itu, keesokan hari (2/12/2023) sebanyak 42 pelari juga akan berlari sepanjang 75 kilometer dari PPG Cluster Durian, Kabupaten Jember pada pukul 17.00 WIB. Seluruh pelari akan berupaya mencapai finish di Pendopo Sabha Swagata, Kabupaten Banyuwangi.

Namun, seluruh pelari tersebut tidak hanya sekadar berlari untuk prestasi. Mereka juga menggalang dana melalui KitaBisa dengan misi mewujudkan Program Student Athelete bagi keluarga tidak mampu di Jawa Timur, tepatnya di Probolinggo, Lumajang, Jombang, dan Banyuwangi.

https://cdn-assetd.kompas.id/KtFltreK-hmCuLSV3K3cCvrwfSU=/1024x684/https%3A%2F%2Ftaja.kompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2023%2F12%2FNR11-Day1-04-720x481.jpg

Di hari ketiga yaitu Minggu (3/12/2023), para pelari sudah mencapai garis finish, baik kategori full course dan half course mulai memasuki garis finish di Pendopo Sabha Swagata, Banyuwangi. Finisher pertama dari kategori full course (170 kilometer) adalah Ichsan Juliansyah Juanda dengan catatan waktu 34:10:13. Sementara itu, untuk kategori half course (75 kilometer) adalah Damba Eko Yulianto dan Surya Atmaja yang memiliki catatan waktu sama yaitu 10:41:00.

Tahun penutup penyelenggaraan untuk rute Pulau Jawa

Tahun ini merupakan tahun ke-11 NusantaRun berlangsung sekaligus menjadi tahun penutup penyelenggaraan. Hal ini dikatakan oleh founder NusantaRun Jurian Andika. Menurutnya, setelah 11 tahun berlari menyusuri rute Pulau Jawa sejak 2013 di Jakarta, NusantaRun terus “berlari” ke provinsi dan kota lainnya.

“Saya tidak percaya NusantaRun sudah sampai di pengujung Pulau Jawa. Sahabat NusantaRun (komite) akan selalu bersyukur atas dukungan semua pihak yang membuat NusantaRun masih terus dan akan terus berlari menyusuri Indonesia dan berkontribusi untuk mengakselerasi dunia pendidikan di Indonesia,” ujarnya.

https://cdn-assetd.kompas.id/X3zNWX0-h4HMuZlce0MeFaqsEuc=/1024x683/https%3A%2F%2Ftaja.kompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2023%2F12%2FNR11-Day2-05-720x480.jpg

Untuk rute tahun ini, Jurian mendeskripsikan NusantaRun Chapter 11: Final Java Series merupakan salah satu rute terpanjang yang pernah dilakukan. Sehingga tantangan fisik tidak hanya dialami pelari, tetapi juga relawan.

"Khusus untuk tahun ini, tantangan menjadi lebih nyata karena venue adalah yang terjauh dari domisili mayoritas Sahabat NusantaRun (komite) sehingga membutuhkan tenaga, waktu, dan biaya ekstra bagi masing-masing Sahabat NusantaRun yang berkontribusi," imbuh Jurian.

Apresiasi kepada pelari

Walaupun jumlah pelari yang mendaftar pada tahun ini berkurang drastis, Jurian mengapresiasi kontribusi nyata mereka. Sebab, para pelari dengan sungguh-sungguh menyiapkan diri dengan komitmen menggalang dana untuk pendidikan di Indonesia.

“Jumlah pelari memang turun jumlahnya, mungkin pengaruh pandemi masih ada karena mileage mereka turun. Tapi, sesuai komitmen kami di NusantaRun dari awal, berapapun jumlah pelarinya kami akan terus jalankan. Termasuk untuk Chapte 11 ini, di mana dana yang terkumpul untuk membantu para atlet pelajar dari keluarga tidak mampu di Jawa Timur. ,” ujarnya.

Perwakilan Yayasan Guru Belajar Rizqy Rahmat Hani menjelaskan, dana yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk program #KejarCita untuk pengembangan atlet pelajar di Jawa Timur.

https://cdn-assetd.kompas.id/Zo9nlbMU-htkhsqhSNV4mUVqhUI=/1024x683/https%3A%2F%2Ftaja.kompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2023%2F12%2FNR11-Day2-06-720x480.jpg

"Program #KejarCita berfokus pada pembangunan kapasitas para pelatih, pendidik, dan orang tua, yang mana akan terus memberikan manfaat jangka panjang bagi komunitas atlet pelajar. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa dukungan dan sumber daya yang diberikan dapat berdampak secara berkelanjutan, bukan hanya solusi jangka pendek," jelas Rizqy.

Melalui Program #KejarCita, ia berharap dapat melahirkan generasi baru atlet pelajar yang tidak hanya berhasil di tingkat lokal atau nasional, tetapi juga mampu bersaing di kancah internasional sebagai atlet profesional.

Kepada pelari, Rizqy berpesan agar mengingat setiap langkah yang diambil bukan hanya membawa pelari lebih dekat ke garis finish, tetapi juga membawa mimpi para atlet pelajar menjadi kenyataan.

"Dukungan pelari memiliki arti yang luar biasa bagi atlet pelajar serta memberikan motivasi dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk terus berkembang. Pelari adalah pahlawan bagi mereka, dan usaha pelari adalah bagian tak terpisahkan dari kesuksesan mereka," ungkap Rizqy.

Konsisten bersama NusantaRun

Selama sebelas tahun perjalanan, ada dua pelari yang secara konsisten terus mengikuti perjalanan NusantaRun yaitu, Irine Maharani dan Sandy Suryapranata.

Irene Maharani mengungkapkan Nusantarun Chapter 1 merupakan momen pertama kali baginya untuk mengerti bahwa dengan berlari ia juga dapat berarti untuk kehidupan orang lain.

"Pada tahun itu, hidup saya sedang tidak baik-baik saja. Alasan saya selalu ikut NusantaRun karena saya pulang ke rumah saya. Tempat saya bisa introspeksi diri saya sendiri, tempat saya jatuh cinta sama olahraga lari," kata Irine.

Untuk NusantaRun Chapter 11: Final Java Series, Irine sudah melakukan persiapan semaksimal mungkin.

"Karena saya akan berlari sangat jauh (170 kilometer), semua persiapan tidak boleh main-main. Latihan lari terprogram sejak habis lebaran dan lebih rutin melakukan strength training, khususnya latihan beban," imbuh Irene.

Irine berharap target donasi NusantaRun Chapter 11: Final Java Series sebesar Rp 1 miliar dapat tercapai agar Program #KejarCita dapat membantu lebih banyak anak-anak dari keluarga yang tidak mampu untuk menggapai cita-cita menjadi atlet profesional.

https://cdn-assetd.kompas.id/2YuMhlZUUNFZ42wRcbl_YFgFJWM=/1024x683/https%3A%2F%2Ftaja.kompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2023%2F12%2FNR11-Day2-01-720x480.jpg

Seperti Irine, Sandy Suryapranata juga tidak pernah absen daftar NusantaRun. Dia mengatakan, dampak menggalang dana tidak hanya dirasakan untuk kebaikan bersama secara luas, tetapi juga dirasakan ke diri sendiri. Hal itu membuatnya terpecut untuk terus semangat latihan lari yang rutin serta menjaga kondisi fisik dengan baik.

"Hingga saat ini, saya belum menemukan lagi event lari galang donasi yang chemistry dan memorinya se-personal NusantaRun," ungkap Sandy.

Untuk persiapan NusantaRun Chapter 11: Final Java Series, Sandy mendaftar untuk kategori half course. Dia mengaku sudah berlatih cukup rutin di sela-sela jadwal kerja. Ia juga sempat ikut beberapa race lari untuk pemanasan.

"Uniknya, tahun ini ditemani istri yang juga latihan bersama untuk strength training dan join lari tipis-tipis," katanya.

Berkaitan dengan Program #KejarCita, Sandy berharap program sejenis lebih banyak di Indonesia karena jumlah pelajar atlet tidak sedikit dan setiap pelajar itu  punya mimpi menjadi profesional.

"Program #KejarCita dapat jadi awal mula untuk membangkitkan semangat yang mungkin lesu dan harapan yang mungkin layu," imbuh Sandy.

Terakhir, Sandy berharap Program #KejarCita dapat menebar semangat untuk para atlet pelajar bahwa banyak orang yang memperhatikan dan berusaha membantu mewujudkan cita-cita mereka hingga mencapai level profesional. [VTO]

Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000