Mengapa manusia berlomba ke bulan?
Oleh Tim Harian Kompas
02 Mar 2024 08:45 WIB · Infografik
Bulan merupakan planet yang paling dekat dengan Bumi ini, keberadaannya dijadikan sebagai obyek penelitian oleh para ilmuwan dan peneliti untuk mempelajari kondisi planet sekitar Bumi dan juga antariksa. Bulan juga dijadikan sebagai tempat untuk menguji teknologi luar angkasa. Jarak Bumi dengan Bulan sejauh 384.000 kilometer , dapat ditempuh dengan waktu yang relatif cepat, sekitar 69 jam 8 menit sejak peluncurannya. Hal ini juga memberikan keuntungan, dari segi bahan bakar, yang tidak memerlukan banyak bahan bakar dalam pengopersiannya.
Bagi beberapa negara adikuasa seperti Amerika Serikat, Rusia, dan China, penjelajahan luar angkasa ke Bulan selain sebagai simbol supremasi, juga dijadikan tempat untuk mendirikan pangkalan luar angkasa dan melakukan penelitian. Penelitian di Bulan digunakan sebagai batu loncatan oleh para ilmuwan dalam meneliti tempat-tempat lain di antariksa seperti Mars di masa mendatang.
Beberapa negara, baik individu atau gabungan dari beberapa negara, saling berlomba untuk menunjukan kemampuan mereka dalam menerapkan teknologi luar angkasa dengan membuat serta mengirimkan pesawat luar angkasa mereka untuk melintasi orbit bulan,atau bahkan untuk mendaratkan pesawatnya di Bulan dan membuat pangkalan luar angkasa sebagai tempat penelitian.
Geser untuk melihat
Bulan merupakan planet yang paling dekat dengan Bumi ini, keberadaannya dijadikan sebagai obyek penelitian oleh para ilmuwan dan peneliti untuk mempelajari kondisi planet sekitar Bumi dan juga antariksa. Bulan juga dijadikan sebagai tempat untuk menguji teknologi luar angkasa. Jarak Bumi dengan Bulan sejauh 384.000 kilometer , dapat ditempuh dengan waktu yang relatif cepat, sekitar 69 jam 8 menit sejak peluncurannya. Hal ini juga memberikan keuntungan, dari segi bahan bakar, yang tidak memerlukan banyak bahan bakar dalam pengopersiannya.
Bagi beberapa negara adikuasa seperti Amerika Serikat, Rusia, dan China, penjelajahan luar angkasa ke Bulan selain sebagai simbol supremasi, juga dijadikan tempat untuk mendirikan pangkalan luar angkasa dan melakukan penelitian. Penelitian di Bulan digunakan sebagai batu loncatan oleh para ilmuwan dalam meneliti tempat-tempat lain di antariksa seperti Mars di masa mendatang.
Beberapa negara, baik individu atau gabungan dari beberapa negara, saling berlomba untuk menunjukan kemampuan mereka dalam menerapkan teknologi luar angkasa dengan membuat serta mengirimkan pesawat luar angkasa mereka untuk melintasi orbit bulan,atau bahkan untuk mendaratkan pesawatnya di Bulan dan membuat pangkalan luar angkasa sebagai tempat penelitian.
Geser untuk melihat
Bulan memiliki sumber kekayaan alam yang sangat langka, yaitu isotop helium-3, secara teori, helium-3 dapat digunakan untuk menggerakkan reaktor fusi nuklir, yang dapat memberi energi pada Bumi, selama berabad-abad.
Mayoritas pendaratan di Bulan berada di bagian sisi dekat yang dapat terlihat dari Bumi. Sementara di sisi jauh, pendaratan dilakukan oleh wahana China, Chang'e 4 dan 5 pada 2019 dan 2020
Geser kanan-kiri
Sejak tahun 1958, Amerika Serikat dan Rusia mulai mengirimkan pesawat serta astornot untuk ke bulan. Pada tahun 1969, melalui misi Apollo 11, Amerika Serikat berhasil mengirimkan astronotnya untuk mendarat di Bulan. Astronot Neil Amstrong dinobatkan sebagai manusia yang pertama kali menginjakkan kakinya di bulan, diikuti oleh rekannya yaitu Buzz Aldrin.
Pendaratan pertama oleh pihak swasta terjadi di 2024 dengan wahana Nova-C menjadi satu catatan baru bagi sejarah pendaratan manusia di Bulan.
Rekomendasi Artikel Pilihan
Nikmati tulisan lainnya dalam rubrik Tutur Visual di bawah ini.