Lahar Hujan Semeru Tewaskan Tiga Orang dan Rusak Jembatan
Tiga orang tewas dan sejumlah jembatan putus akibat dampak banjir lahar hujan Gunung Semeru semalam.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS – Tiga orang tewas akibat dampak banjir lahar hujanGunung Semeru pada Kamis (18/4/2024) malam. Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, memberlakukan masa tanggap darurat dampak bencana hidrometeorologi lahar hujan Gunung Semeru mulai 19 April 2024 hingga 2 Mei 2024.
Tiga orang tewas itu adalah Ernawati (47), warga Dusun Sriti, Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, yang tertimbun longsor; serta sepasang suami istri, Bambang (50) dan Ngatini (47), warga Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro, yang terseret lahar hujan Semeru.
Di luar korban tewas tersebut, lahar hujan Gunung Semeru juga menyebabkan sejumlah jembatan dan saluran irigasi di desa itu rusak.
”Dalam kejadian bencana lahar hujan Gunung Semeru ini, yang kami utamakan adalah keselamatan warga terlebih dahulu. Terutama yang tinggal di bibir sungai dan tanggul kami evakuasi ke tempat aman. Untuk infrastruktur rusak, saat ini kami sedang melakukan pendataan. Untuk perbaikannya, kami utamakan terutama jembatan yang menghubungkan antardesa, kecamatan, atau dengan kabupaten yang lain,” kata Penjabat Bupati Lumajang Indah Wahyuni, Jumat (19/4/2024).
Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Lumajang mencatat beberapa jembatan rusak. Jembatan rusak itu, antara lain, Jembatan Kloposawit di Desa Kloposawit Kecamatan Candipuro (kondisi jembatan retak dan tergerus), serta Jembatan Ringin Putih di Desa Nguter, Kecamatan Pasirian (jembatan utuh sedangkan jalan di sana terputus).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang mencatat, dampak banjir lahar hujan Semeru dirasakan warga di 9 kecamatan, 15 desa, dan 4 kelurahan di Lumajang. Sembilan kecamatan itu adalah Kecamatan Lumajang, Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Sukodono, Sumbersuko, Pasrujambe, Padang, dan Tempeh.
Selain itu, jembatan penghubung Dusun Joho dan Dusun Tergir, Desa Pasirian, Kecamatan Pasirian (putus/ambruk), jembatan Kali Regoyo di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian (putus), Jembatan Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro (terputus), dan lainnya.
”Saat ini Tagana telah bersiap di Balai Desa Njarit, Kecamatan Candipuro, mengantisipasi adanya pengungsi seperti semalam. Tapi warga yang semalam sempat mengungsi, kini sudah kembali lagi ke rumah masing-masing,” kata anggota Tagana Divisi Data dan Informasi, Rudi Mochammad Kholiq.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang mencatat, dampak banjir lahar hujan Semeru tersebut dirasakan warga di 9 kecamatan, 15 desa, dan 4 kelurahan di Lumajang. Sembilan kecamatan itu adalah Kecamatan Lumajang, Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Sukodono, Sumbersuko, Pasrujambe, Padang, dan Tempeh.
”Ada 9 kecamatan, 15 desa, dan 4 kelurahan terdampak banjir lahar hujan Semeru semalam. Dampaknya luas karena aliran lahar hujan itu melewati DAS Regolo, Glidik, dan Mujur. Hilirnya sampai ke kota. Dampak lahar hujan semalam merusak infrastruktur penghubung antardusun, antarkota, dan saluran irigasi hingga meluap ke kota,” kata Kepala BPBD Kabupaten Lumajang Patria.
Saat ini, menurut Patria, Pemkab Lumajang sedang melakukan upaya penanganan dampak tersebut. ”Masyarakat tetap diimbau untuk waspada dengan berbagai kemungkinan bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi,” katanya.
Menurut Patria, saat ini pihaknya terus mengumpulkan data dampak kerugian akibat banjir lahar hujan Semeru semalam. Menurut dia, data akan diperbarui pada pukul 18.00 WIB setiap hari.