”Tarot”, Ketika Ramalan Kartu Jadi Takdir Mengerikan
Tanpa mereka sadari, tindakan ini melepaskan kejahatan yang terperangkap dalam kartu-kartu tersebut.
Apa jadinya saat ramalan dari kartu-kartu tarot berubah jadi kejadian nyata? Manusia pun diajarkan untuk memahami makna takdir dan nasib di depan mereka.
Semua itu dikisahkan dalam film Tarot, film terbaru dari Screen Gems yang diproduksi oleh Alloy Entertainment bekerja sama dengan Ground Control.
Tarot diadaptasi dari novel horor remaja tahun 1990-an berjudul Horrorscope yang ditulis John Peel menggunakan nama alias Nicholas Adams. Novel ini dikenal di kalangan pembaca muda sebagai salah satu karya horor yang paling menegangkan pada masanya, dan kini telah dihidupkan kembali dalam bentuk film layar lebar.
Baca juga: Film ”Vina: Sebelum 7 Hari”, Dampak Multidimensi Presentasi Korban Kekerasan
Cerita Tarot dimulai ketika enam remaja menghabiskan perayaan hari ulang tahun salah satu dari mereka di sebuah rumah tua. Di sana, mereka menemukan sebuah kotak berikut simbol astrologi yang berisi kartu tarot yang dilukis dengan tangan.
Haley (diperankan oleh Harriet Slater) memutuskan untuk membaca tarot bagi teman-temannya dan kemudian untuk dirinya sendiri. Namun, mereka melupakan aturan penting dalam pembacaan tarot, yaitu jangan pernah menggunakan kartu milik orang lain.
Tanpa mereka sadari, tindakan ini melepaskan kejahatan yang terperangkap dalam kartu-kartu tersebut. Satu per satu, mereka menghadapi takdir yang mengerikan dan terjebak dalam perlombaan melawan waktu untuk menghindari nasib suram yang telah diramalkan dari kartu tersebut.
Film ini merupakan film panjang pertama yang digarap oleh duo sutradara Spenser Cohen dan Anna Halberg. Meskipun film ini merupakan proyek perdana mereka bersama, keduanya berhasil membawa visi mereka ke layar dengan efektif.
Menurut artikel dari Screen Rant yang dipublikasikan pada 14 Mei 2024, Tarot berhasil meraup sekitar 20 juta dollar AS di seluruh dunia hanya dalam sepuluh hari pertama penayangannya. Dengan anggaran sebesar 8 juta dollar AS, film ini meraih keuntungan hampir tiga kali lipat dalam waktu singkat, menunjukkan bahwa film horor dengan anggaran rendah masih bisa sukses besar jika dieksekusi dengan baik.
Kami mendatangkan ahli tarot, Angie Banicki, yang membantu memberikan banyak kredibilitas pada film ini.
Film bergenre horor/thriller ini membuktikan bahwa sebuah film tidak selalu membutuhkan aktor besar atau anggaran yang fantastis untuk sukses. Dengan cerita yang diadaptasi dari novel horor klasik dan eksekusi yang mumpuni oleh sutradara debutan, film ini berhasil menciptakan pengalaman sinematik yang mendebarkan dan menarik.
Baca juga: Film ”Demi Si Buah Hati”, Pertaruhan Seorang Ibu Melawan Gagal Ginjal
Tarot tidak hanya mengandalkan adegan-adegan mengejutkan (jumpscare), tetapi benar-benar memberikan ketakutan dan perasaan ngilu yang otentik. Atmosfer di bioskop digambarkan sangat mencekam dari awal hingga akhir, meskipun diselingi beberapa unsur komedi yang berhasil menyegarkan suasana tanpa mengurangi ketegangan.
Untuk menghadirkan sentuhan yang otentik, Cohen dan Halberg tidak hanya mengandalkan imajinasi mereka, tetapi juga mendatangkan ahli tarot. ”Kami ingin film ini didasarkan pada fakta dan sejarah nyata, dan tarot serta astrologi adalah dua disiplin ilmu yang telah ada untuk memprediksi masa depan selama ratusan, mungkin ribuan tahun,” kata Halberg.
”Kami mendatangkan ahli tarot, Angie Banicki, yang membantu memberikan banyak kredibilitas pada film ini; dia datang untuk memastikan bahwa semua hal yang kami miliki dalam naskah masuk akal dan untuk mengawasi semua penyebaran tarot kami. Siapa pun yang mengetahui tentang astrologi dan tarot akan melihat bahwa penyebarannya benar-benar sesuai,” lanjutnya.
Menariknya, ada film lain berjudul Tarot dari Indonesia yang dibintangi Shandy Aulia dan Boy William. Meskipun tidak terkait langsung dengan film Tarot versi Spenser Cohen dan Anna Halberg, keberadaan film ini menunjukkan minat global terhadap tema-tema mistis dan supranatural yang diangkat melalui kartu tarot.
Saat berbicara tentang film-film mistis dan supranatural lainnya, Tarot menghadirkan ingatan yang kuat akan kesuksesan gemilang sebuah film yang ditunggu-tunggu penikmat horor/thriller, yakni Final Destination. Menghubungkan kedua film tersebut, keduanya menyoroti kompleksitas takdir dan bagaimana manusia berusaha menghadapinya, baik melalui ramalan kartu tarot maupun konfrontasi dengan serangkaian kecelakaan mengerikan.
Meskipun Tarot dan Final Destination memiliki pendekatan yang berbeda dalam menyajikan kematian para korban, keduanya menunjukkan bahwa takdir memainkan peran penting dalam menentukan nasib manusia. Baik melalui ramalan kartu tarot yang menakutkan maupun serangkaian kecelakaan yang sangat mengerikan. Kedua film ini menghadirkan konsep yang kuat bahwa manusia, pada akhirnya, tidak bisa melarikan diri dari takdir yang telah ditetapkan baginya.
Meskipun kartu tarot digunakan sebagai elemen utama dalam film Tarot, film ini juga menunjukkan bahwa manusia tak boleh sepenuhnya bergantung pada ramalan atau nasib. Film ini mengajarkan pentingnya mengambil konsekuensi atas tindakan sendiri dan membuat keputusan yang tepat, tanpa terlalu dipengaruhi oleh prediksi atau ramalan eksternal.
Catatan:Artikel ini merupakan hasil kolaborasi dengan peserta magang harian Kompas: Daffa Almaas Pramesthy, mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.