Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascagempa di Banten Segera Dilakukan
Gempa dengan magnitudo 6,6 di Selat Sunda pekan lalu membuat sejumlah rumah dan fasilitas rusak. Rehabilitasi dan rekonstruksi akan segera dilakukan.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menyusul gempa bumi yang mengguncang Banten pekan lalu, pemerintah segera melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan-bangunan yang rusak. Sejumlah sarana, seperti sekolah, puskesmas, dan rumah ibadah, menjadi prioritas.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pada konferensi pers daring, Selasa (18/1/2022), mengatakan, respons tanggap bencana sudah dilakukan sejumlah kementerian dan lembaga. Mereka kini sedang menyusun rencana untuk rehabilitasi dan rekonstruksi.
Sebelumnya, gempa bumi dengan magnitudo 6,6 terjadi di Selat Sunda pada Jumat (14/1/2022) pukul 16.05. Gempa itu terasa di sejumlah daerah di Banten.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mencatat gempa ini berdampak ke 48 kecamatan di 166 desa/kelurahan di Banten. Adapun daerah yang terdampak paling parah berada di Kecamatan Sumur, Cikeusik, Cimanggu, serta Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) Banten, ada 55 kecamatan dan 235 desa/kelurahan yang terdampak gempa. Sebanyak 10 orang mengalami luka ringan, 2 orang luka parah, dan tidak ada korban meninggal. Data ini dihimpun per 18 Januari 2022 pukul 18.00.
Pusdalops BPBD Banten juga mencatat gempa berdampak terhadap 54 sekolah, 16 puskesmas, 29 sarana ibadah, 6 kantor pemerintah, dan 3 tempat usaha. Sementara itu, 2.724 rumah dinyatakan rusak. Sebanyak 1.764 rumah di antaranya rusak ringan, 581 rumah rusak sedang, dan 379 rumah rusak berat.
”Tadi ada usulan dari Bupati Pandeglang tentang kemungkinan relokasi beberapa kepala keluarga ke tempat yang lebih aman. Ini karena permukimannya ada di garis patahan yang sangat rentan terdampak bencana, apalagi kalau terjadi (gempa)megathrust,”ucap Muhadjir.
Usulan tersebut akan didiskusikan dengan kementerian dan lembaga terkait, terutama dalam pengadaan lahan relokasi. Ia menambahkan, sejumlah sarana dan prasarana umum akan segera diperbaiki. Perbaikan sekolah dan madrasah diprioritaskan agar kegiatan belajar dan mengajar bisa segera dilaksanakan.
Puskesmas dan rumah ibadah juga termasuk dalam daftar prioritas perbaikan pascagempa. ”Kemudian baru sarana dan prasarana umum lain (yang akan diperbaiki),”kata Muhadjir.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto meninjau lokasi terdampak gempa bumi di Kabupaten Pandeglang, Sabtu (15/1/2022). Sejumlah gedung rusak, khususnya di bagian langit-langit dan dinding. Hal serupa terjadi pada rumah warga.
Ia mengatakan, yang menjadi ancaman bagi warga bukanlah gempa bumi, melainkan struktur bangunan yang tidak kuat terhadap guncangan gempa. Ia menyarankan agar fondasi rumah diperkuat. ”Bangunan harus dibuat kokoh agar tahan gempa bumi,”ucap Suharyanto.